Mas Dewa tiba-tiba terbahak, bertepatan dengan mobilnya yang berhenti karena lampu lalu lintas bewarna merah. Ingin sekali rasanya aku melayangkan telapak tangan ini pada kedua pipi pria itu karena ia masih sempat-sempatnya terbahak di saat aku sudah kepanasan seperti ini. "Mas ngapain ketawa, hah?" geramku galak seperti singa betina yang anaknya diganggu oleh hewan lain. "Habisnya kamu lucu," jawabnya dengan santai. Memangnya bagian mana yang lucu dari kalimatku sebelumnya? Pria itu benar-benar ingin mencari masalah denganku sepertinya. “Aku lagi nggak ngelawak ya, Mas. Aku juga belum ganti profesi jadi badut!" geramku yang sudah benar-benar emosi saat ini. "Lagian siapa juga yang mau batalin kontrak dan acara hari Minggu nanti, Alisha? Atau jangan-jangan sebenarnya kamu yang mau aca