Setelah otakku mampu mengingat apa yang terjadi tadi malam, aku pun menutupi wajahku dengan kedua tangan karena rasa malu yang tiba-tiba datang menghampiri. Aduh, bisa-bisanya aku muntah di kemejanya Mas Dewa, rutukku pada diri sendiri. Melihat itu, Mas Dewa pun menarik tanganku menjauhi wajah. Pria itu memindahkan posisinya menjadi duduk dan bersandar pada kepala ranjang. "Sorry, aku muntah di kemeja kamu tadi malam," gumamku dengan kepala yang menunduk dan mata yang nggak berani menatap pada Mas Dewa. Rasa menyesal tiba-tba menyusup karena aku nggak menuruti ucapan pria itu dan malah membantahnya tadi malam. Kalau saja aku menurut pada Mas Dewa, pasti aku nggak akan memuntahi kemeja yang harganya selangit itu. Aku baru ingat kalau kemeja yang dikenakan oleh pria itu tadi malam harga