Bad Ayah - Part 22a

1283 Words

Selama beberapa menit aku terduduk di pinggiran kasur sambil menatap cincin yang melingkar di jari manisku. Ibu jari dan jari telunjukku mengapit benda bewarna kuning keemasan itu dan memutarnya sesekali. "Orang asing..." "Orang asing..." "Orang asing..." Hanya dua kata itu yang sejak tadi terngiang-ngiang dalam pikiranku ketika aku meninggalkan kamar Mas Dewa. Entah sudah berapa puluh menit sejak aku beranjak dari kamar pria itu, namun dua kata itu belum mampu pergi dari pikiranku. Aku kira, perubahan sikapnya itu menandakan sebuah kemajuan yang positif. Setidaknya pria itu sudah nggak sedingin saat kami pertama kali bertemu. Nyatanya, aku salah besar. Mas Dewa masih saja sama dengan dirinya yang sebelumnya, tapi sampai saat ini aku belum mampu menemukan jawaban atas sikapnya yang b

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD