24

1433 Words

Aku menahan tawa saat memasuki kamar. Ini sebenarnya kamar atau kapal pecah? Sungguh berantakan sekali. Di atas ranjang yang seprainya begitu kusut, Syafitri sedang meneliti bantal dan selimut. Apa yang sedang dilakukannya? Tawaku nyaris meledak saat teringat ucapanku tadi. Ia pasti tengah mencari kamera CCTV. Mana ada CCTV di selimut? Aku menarik napas, memasang wajah cuek walau sebenarnya ingin tertawa terbahak-bahak. Lihatlah wajahnya, ia terlihat begitu panik. Pasti karena takut ketahuan. "Kamu ngapain?" Aku pura-pura tak tahu apa-apa. "Di mana CCTV-nya, Mas? Jangan-jangan pas aku ganti baju terekam juga," tanyanya terlihat ketakutan. Aneh. Tinggal terus terang bahwa ia menciumku saja susah. Seolah jika ia terus terang, maka aku akan memukul atau marah-marah. Tak mungkin, lah. "Y

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD