Marissa duduk elegan di sofa tanpa diminta. Ia lantas menatap kedua tamu bergantian. “Mereka orang tua saya, Mom. Bukan orang asing.” Wahda berusaha membela. “Jangan memanggil saya mom! Tidak sudi saya!” Kumala dan Guntur saling pandang, menatap keheranan. “Pak, Bu, ini mertua saya. Mommy-nya Ken.” Wahda memperkenalkan dengan kikuk. “Bagaimana kalau Bapak sama Ibu berangkat sekarang? Takut nanti ketinggalan pesawat.” Kumala tertawa canggung. Ia sendiri bingung harus bagaimana melihat sikap besannya yang tidak bersahabat. Namun, sebagai orang desa yang mengedepankan sopan santun, ia merasa tetap barus menyapa. “Ada besan masa kamu malah nyuruh kami pergi?” Wanita itu mendekati Marissa sambil mengulurkan tangan. “Saya Kumala, Bu. Ibunya Wahda. Salam kenal.” Marissa hanya menatap sekil

