92.Terus Bertengkar

1250 Words

“Apa maksudmu, Damar?” tanya Guntur memastikan. “Maaf, Pak. Saya yakin Bapak paham maksud saya. Saya tidak bisa membimbingnya. Saya gagal menjadi suami. Saya menyerah. Maaf.” “Kamu nyerein aku karena Mbak Wahda! Iya, kan?” pekik Wirda, menatap Damar nyalang. Wahda serba salah. Ia ingin kembali masuk kamar, tetapi kakinya terasa kaku. Ia bingung harus bagaimana. “Wirda! Jaga sikap! Apa-apa jangan menyangkut pautkan mbakmu! Kamu kapan sadarnya to, Nak! Kekacauan ini semua kamu yang mulai!” bentak Kumala. “Sudah-sudah. Ayo kita duduk dulu, selesaikan ini secara baik-baik.” Guntur menengahi. “Enggak! Semua akan selesai kalau Mbak Wahda pergi sejauhnya dari sini! Dari hidupku! Kenapa kamu datang ke sini, Mbak? Sengaja mau menggoda Mas Damar? Kalian pasti bersekongkol!” Plak! Tamparan t

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD