78. Menerima Kembali

1085 Words

“Sekarang mereka di mana?” tanya Kenrich. “Di lantai tiga, menunggu Bapak.” “Suruh mereka menunggu saya di ruang rapat saja. Nanti saya akan ke sana.” “Baik, Pak.” Kenrich lalu mengode Wahda agar mengikutinya. Wanita itu menurut dan mengekor menuju lift, menunggu terbuka. Sesekali pandangan Wahda mengedar ke sekitar. Kantor Kenrich bisa dibilang megah dibanding tempat kerjanya dulu yang hanya dua lantai. “Di sini kantornya, Ken? Pabriknya dekat sini apa jauh?” tanya Wahda sambil menunggu lift khusus eksekutif itu terbuka. “Tiga tempat dari sini pabrik utama, tapi tidak terlalu besar. Di sana hanya memproduksi barang premium dengan pengawasan khusus. Cabangnya ada di Banten sama Brebes. Di sana memproduksi sandal dan sepatu kualitas medium.” Wahda mengangguk-angguk. “Wow. Sultan ben

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD