77. Tumben

1309 Words

“Ada hantu yang setiap saat siap menerkammu.” Wahda terbahak-bahak. “Hantunya kamu. Dan aku bisa menebak, para karyawan cewek pasti banyak yang ngincer kamu. Atau ada mantan?” “Jangan asal. Untuk apa memelihara mantan. Tidak berguna.” Kenrich lantas menggigit kecil telinga istrinya. “Kita bisa menikmati sensasi main di kantor besok. Tapi sayangnya kamu lagi halangan.” “Besok mungkin sudah bersih. Tapi enggak ah. Sesuai kesepakatan, kita begituan kalo punyamu udah berubah bentuk.” “Ayolah, janji pakai pengaman.” “No!” “Wahda ....” Wahda tidur membelakangi, membalut tubuhnya dengan selimut. “No! Atau aku potong sendiri tanpa bius!” Kenrich berdecak sebal. “Ken.” “Hm.” “Sampai kapan kamu menggunakan kata formal saya saat bicara sama aku? Kesannya kok kaku.” “Selamanya mungkin. I

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD