188. Tiada

1528 Words

“Mommy! Dariel, cepat panggil dokter!” pekik Kenrich. Ia menyerahkan sang putra pada istrinya. “Ajak Dean keluar. Takutnya nanti trauma lihat Mommy drop.” “Ya, Ken!” Cepat-cepat Dariel menekan tombol yang ada di dekat ranjang pasien. Sementara Wahda mengangguk. Ia menggendong Dean keluar ruangan. Keduanya lalu duduk di kursi tunggu dengan Dean ada di pangkuan bundanya. “Ada apa, Bunda?” “Grandmom kesakitan, Sayang. Kita tunggu di sini dulu ya? Kita berdoa semoga Grandmom lekas sembuh, nggak kesakitan lagi.” “Iya.” Wahda mengangkat tangan. Tangan Dean ada di atasnya. “Ya Allah, sembuhkanlah Grandmom Marissa. Angkatlah penyakitnya, hilangkan semua rasa sakitnya. Aamiin.” “Aamiin.” Dean ikut menyahut. “Dean mau beli jajan atau makan? Ke kantin yuk.” Dean mengangguk. Wahda mengir

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD