150. Menyapa

1643 Words

“Benarkah?” Mata Wahda berkaca-kaca. “Ya. Tapi sesuai kesepakatan, jangan harap kamu bisa menemuinya!” tegas Marissa. Wahda sangat bersyukur mendengar kabar ini. Ia mengucap hamdalah berkali-kali secara lirih. Bukan masalah jika ia tidak bisa menemui atau memastikan secara langsung. Meskipun keadaan sudah diatur sedemikian rupa oleh mereka demi memisahkannya dengan Kenrich, setidaknya pilihan untuk mengalah tidak sia-sia. Kenrich selamat, anak di rahimnya juga masih bisa dipertahankan. “Lagian, dia mengalami post-traumatic amnesia,” sahut Rose. “Apa itu?” tanya Wahda. “Bahasa sederhananya, amnesia setelah mengalami cedera berat kepala. Tapi tenang, sejauh ini dia tidak ingat atau mencarimu.” Wahda mengangguk. “Tidak apa. Asal dia sudah sadar dan selamat. Itu sudah cukup.” Meski beg

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD