151. Sebuah Tawaran

1161 Words

“Lama nggak ketemu. Kamu apa kabar?” tanya orang itu. Wahda hanya menatap sebentar pada yang menyapa, mengabaikannya. Lalu mencekal lengan Santi. “Ayo kita pergi aja, Mbak.” “Tapi telanjur udah pesan, Nyonya. Ini udah dibuatkan, tinggal nunggu mateng.” “Tetep kita bayar, tapi makanannya nggak usah diambil.” Santi mengangguk. Ketika Wahda mengambil uang dari dompet, orang itu kembali bertanya. “Wahda. Ini beneran kamu kan?” Damar kembali memastikan. Ia menelisik lebih dalam. “Salah orang,” jawab Wahda jutek. “Nggak. Aku nggak salah orang. Aku kenal betul sama kamu.” Wahda enggan menanggapi. Setelah membayar, ia menggandeng Santi agar lekas pergi dari sana. Namun, baru beberapa langkah lengannya dicekal. “Aku yakin ini kamu, Wa. Nggak usah sok kita nggak saling kenal.” “Lepas! Aku

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD