171. Maukah?

1623 Words

Wahda masih berusaha mengejar sampai ia akhirnya berhasil menarik tas ransel yang dipakai Damar. Begitu kena, Wahda membalik tubuh pria itu. Lalu .... Plak! Tamparan keras mendarat di pipi pria tersebut. Damar meringis, memegangi pipinya yang memanas. “Tega-teganya ya kamu memfitnahku di hadapan Ken. Apa maksudmu melakukan itu, hah?” Damar tidak menjawab. Tergopoh-gopoh Guntur ikut mengejar putrinya sampai akhirnya tiba di dekat mereka. “Nduk, jangan main kasar di tempat umum. Malu. Kamu bisa bicara baik-baik. Damar, ikuti Bapak. Wahda, ayo.” Guntur menggeret tangan Damar, mengajak ke tempat mereka makan. Seperti tahanan yang digelandang oleh polisi, Damar hanya menurut ketika mantan mertuanya terus menarik tangannya. Sementara Wahda mengekor. Damar didudukkan paksa begitu tiba di

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD