170. Jangan Lari

1051 Words

“Aku nggak berniat menyembunyikannya, Bu. Tapi dia yang menolak kami. Biarlah kayak gini aja. Entah sampai kapan. Terakhir ketemu, dia telepon seseorang memanggil honey, yang artinya sayang. Mungkin sekarang sudah menikah lagi.” Kumala mengelus lengan putrinya sayang. “Kamu yang sabar. Lalu selama ini kamu dapat uang dari mana? Mana menggaji Mbak Santi juga. Kamu kerja?” “Enggak. Untuk keuangan, aku punya satu bisnis warisan dari seseorang. Dari sanalah sumber keuanganku. Tabunganku dari uang nafkah pas masih nikah dari Ken dulu juga masih ada.” “Alhamdulillah kalau kamu ndak kesulitan uang.” “Bu, sebenarnya aku mau ke luar negeri. Makanya aku minta Ibu datang melihat Dean sebelum kami pergi.” “Ke luar negeri? Ke mana?” “Ada pokoknya.” Wahda memang tidak mengatakan rencana ini sebel

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD