19

1017 Words

Kapan pulang, Li. Sudah dua bulan lewat. Aku nggak tahu, ketikku, tetapi urung mengirimkannya. Kuletakkan HP begitu saja saat mendengar ketukan pintu. "Ada apa, Pak?" "Bapak mau bicara sesuatu yang serius." Aku langsung membuntuti bapak menuju ruang tamu. Dan terdiam saat bapak mengulurkan secarik kertas berisi cek senilai 550 juta. "Ini ... maksudnya apa, Pak?" tanyaku dengan suara tercekat. Kertas di tanganku bergetar. Berbagai pertanyaan menghunjam benak. Apa jangan-jangan bapak ... tetapi, kenapa? "Li, bapak sayang kamu. Bapak tidak mau hanya gara-gara uang, kamu jadi menderita dan merasa terhina. Jika kamu tak bahagia dengan pernikahanmu, semua keputusan ada di tanganmu." "Pak ...." Aku memandang wajah sedih bapak. Mata tua bapak terlihat berkaca-kaca. Apa bapak selama ini ters

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD