"Kenapa aku gak boleh berteman dengan Tika? Dia temanku," kataku, memandangnya tak terima saat Mas Danu menoleh. "Aku tak melarangmu berteman dengannya, Li. Hanya mulai saat ini, jangan terlalu dekat dengannya." Mas Danu terus menatap lurus ke depan. Saat akhirnya melirikku, ia langsung mendesah kuat. "Kenapa kalau aku dekat? Kami sejak dulu berteman. Bahkan sebelum aku menikah dengan Mas Danu kami sudah berteman dekat." Mas Danu menggelengkan kepala. Ia memandangku sekilas dan kembali menggelengkan kepala. "Itu dulu, Li. Sekarang kamu sudah menikah. Aku yang harusnya kamu urus, bukan Tika." Aku menurunkan jendela, menikmati semilir angin yang menerpa wajah. Sesekali membuang napas. Berharap dengan begitu, kekesalanku akan sirna. Tadi pagi, ia masih membuatku seolah menjadi perempuan b