BAB 6. Bertemu Calon Mertua

1847 Words
Damian keluar dari klinik sekitar jam dua siang dengan wajah yang sumringah karena rencana kencan tidak resminya yang sudah di sepakati oleh dia dan Alana. Tapi ketika laki-laki itu mampir sebentar ke sebuah kafe sambil scrol sosial media, Damian mendapati sebuah berita yang sedang trending. Laki-laki itu mendesah melihat perilaku kekanakan yang dilakukan Argo demi mendapatkan keinginannya. Damian sudah menyelidiki banyak hal sebelum benar-benar berani mendekati Alana. Laki-laki itu tahu bahwa Argo benar-benar menyukai Alana. Tapi kedekatannya dengan Nanaw juga menjijikkan menurut Damian. Dari situ saja laki-laki itu sudah bisa memutuskan bahwa Argo tidak pantas untuk Alana yang seperti Bidadari itu. Setelah Damian memaksa, Ronin yang sebelumnya mengundurkan diri karena mendapatkan tugas lain dari Adrian akhirnya mau membantu Damian lagi untuk mencari bukti perselingkuhan. Tapi yang laki-laki itu dapatkan hanyalah beberapa Foto ketika Argo dan Nanaw masuk kamar hotel yang sama dan menetap cukup lama di dalam sana. Hal itu memang sudah cukup untuk membuat Alana curiga, tapi itu tidak akan cukup membuat wanita itu ingin bercerai. Karena itu Damian menyerahkan setengah dari saldo di salah satu Kartu debitnya pada Lian untuk dibuatkan Video m***m yang terlihat sangat nyata. Dari sanalah Video yang Alana lihat berasal. Dan orang yang mengirimkan Video itu ke ponsel Alana adalah Ronin. Lian justru tidak tahu Video itu akan di gunakan dengan cara seperti apa oleh kakaknya yang nakal itu. Laki-laki itu setuju karena bayarannya besar dengan di sertai jaminan Lian tidak akan dilibatkan jika Video itu membuat masalah. "Dasar buaya buntung." Damian mencibir foto Argo yang tiba-tiba saja muncul di beranda sosial medianya. Wajah Argo terpampang jelas di sebuah Banner iklan seminar tentang bisniss, dimana laki-laki itu akan menjadi pembicaranya karena dianggap sukses membawa perusahaan keluarganya menuju jalan yang lebih maju. Padahal Argo hanya menambah beberapa outlet saja selama satu tahun terakhir dan semua itu juga bisa dia wujudkan menggunakan uang yang mengalir dari perusahaan Alana. "Temui Denis Rosemary dan tawarkan kerjasama Investasi yang lebih besar dari perusahaan lain di salah satu perusahaan perhotelannya. Suruh beliau menemuiku jika beliau tertarik." Ucap Damian pada Agus yang sudah mulai pusing oleh perilaku Damian menghamburkan uang belakangan ini. "Baik Tuan Muda." Balas Agus kemudian kembali mendesah. "Tapi Tuan Muda, kalau Tuan Adrian sampai tahu anda ikut campur pada bisnis orang lain, beliau pasti akan mar__" "Ya kalau gitu jangan sampai tahu dong pak Agus, gimana sih?" Balas Damian dengan suara jengkel. "Tuan Adrian pasti akan segera tahu kalau anda menyukai istri orang lain Tuan Muda. Saya takut Tuan Muda di marahi jika terus melanjutkan semua ini." Agus kembali mengutarakan pikiran yang membuatnya lumayan stress beberapa minggu belakangan ini. "Kakek nggak akan tahu kalau pak Agus nggak ember. Pokoknya kalau kakek sampai tahu, itu berarti ulah pak Agus." Ucap Damian menyebalkan. Agus lagi-lagi terdengar mendesah di seberang sana. "Sudah dulu, aku ada acar penting pak Agus. Aku tunggu kabarnya besok." Ucap Damian kemudian mengucap salam dan mematikan sambungan telponnya. Ketika Damian keluar dari Kafe itu, sebuah mobil berhenti tepat di sampingnya. "Dokter Damian, bolehkah kita bicara sebentar." Ucap seorang laki-laki yang tadi dia bicarakan bersama Agus. "Baik," balas Damian sopan. Laki-laki itu langsung masuk ke dalam Mobil Denis dan melaju dari sana menuju sebuah Restaurant mewah yang merupakan salah satu usaha milik Ayah Alana itu. "Mohon maaf, tapi sore ini saya ada janji. Karena itu saya tidak bisa berbincang lama." ucap Damian benar-benar dipenuhi sopan santun. "Janji dengan Alana?" tanya Denis tepat sasaran. "Benar!" Damian menjawab dengan jujur. Setelahnya tidak ada percakapan lagi hingga mereka sampai di ruangan Privat yang Denis siapkan. "Aku akan langsung pada intinya Damian. Kamu menyukai putriku, benar?" "Benar om, saya menyukai putri om." Balas Damian tanpa keraguan. "Saya tidak akan membiarkan kamu mendekati Alana, kalau niat kamu hanya untuk main-main saja. Kamu tentu saja tahu kalau Alana punya suami dan situasi yang dia hadapi tidak mudah, dia tidak butuh laki-laki yang hanya penasaran untuk berhubungan dengannya." Ucap Denis penuh ketegasan. Laki-laki yang sekarang sedang Damian hadapi, benar-benar terlihat seperti seorang ayah yang mencintai putrinya. Tidak seperti ayah jahat yang dengan kejam mengusir putrinya dari rumah karena percaya pada gosip murahan yang di sebarakan oleh Argo ke orang-orang terdekat Alana. "Saya berniat menikahinya, kalau Alana memang bersedia." Balas Damian lagi. Denis bisa melihat tidak ada keraguan sedikitpun dari mata Damian ketika dia mengatakan ingin menikahi Alana. "Kalau begitu, selamatkan dia dari keluarga Gunawan." Ucap Denis kemudian mendesah. "Kakak sulung Alana sakit dan dia membutuhkan banyak sekali biaya. Saat itu kondisi keuangan keluarga sedang tidak baik-baik saja. Dan di situasi genting itu Ayah Argo datang menawarkan bantuan. Karena taruhannya nyawa, aku tidak memiliki waktu untuk berpikir. Akhirnya aku menerima bantuan yang aku pikir dia lakukan karena kebaikan. Keluarga Gunawan terkenal dengan amal perbuatannya yang mulia, jadi aku tidak curiga sedikitpun. Tapi ternyata bantuan itu hanyalah jebakan. Setelah semuanya kembali normal dan kakak Alana mulai terlihat perkembangannya, mereka meminta imbalan. Dan imbalan itu adalah Alana. Ternyata sejak awal Argo sudah menginginkan Alana." Denis mulai bercerita dan Damian mendengarkannya dengan seksama. "Tapi rupanya, mereka tidak semulia yang terlihat. Ternyata yang mengakali perusahaanku hingga mengalami kesulitan adalah Argo sendiri. Setelah tahu itu aku tidak bisa berkutik, karena aku sudah tanda tangan perjanjian pernikahan yang sejujurnya sangat merugikan Alana. Sebagai seorang ayah, aku benar-benar merasa gagal. Karena itu selama lima tahun sejak perjanjian pernikahan itu dibuat aku terus bekerja keras membesarkan perusahaan dan beruntungnya ayahku masih hidup dan mewariskan semua harta dan perusahaanya padaku. Tapi sayangnya perjanjian itu tidak bisa di beli dengan uang Damian. Mereka tetap kekeuh ingin Alana menikah dengan Argo, jika pernikahan itu tidak terjhadi karena kesalahan dari pihak kami, maka Alana akan di penjara. Itu adalah konsekuensi dari perjanjian jahat yang terpaksa aku tanda tangani." Mata Denis terlihat memerah dengan mimik wajah di penuhi perasaan bersalah. Damian benar-benar tidak menyangka kalau situasinya serumit ini. "Lalu apa yang om inginkan dari saya?" tanya Damian pelan. "Saya bisa melakukan apa saja demi Alana." tambah laki-laki itu lagi. "Om tahu kamu adalah satu-satunya orang di sekitar Alana yang bisa membebaskannya. Karena itu ketika aku mendengar kamu terlihat mendekati Alana, om merasa ingin memastikan perasaan kamu. Om tidak ingin Alana dapat orang yang salah untuk kedua kalinya. Ketika dia pulang dengan tubuh babak belur kemarin. rasanya om tidak ingin hidup lagi. Tapi di sisi lain, kalau om melindunginya maka perusahaan yang dia bangun dari Nol akan benar-benar diambil oleh dua orang iblis itu. Om sengaja bersikap kejam pada Alana karena beberapa alasan yang tidak bisa Om jelaskan padanya." Denis menyeka matanya yang basah menggunakan Tisue ketika mulai membahas kondisi Alana yang babak belur kemarin. Api kemarahan di d**a Damian berkobar dengan cepat. "Apakah Damian boleh melihat isi perjanjian yang om tanda tangani?" tanya Damian hati-hati. "Boleh! Nanti om akan kirimkan salinan perjanjian itu padamu." Ucap Denis masih berusaha mengendalikan emosinya. "Di lihat dari cara Argo yang sampai membuat keributan di perusahaan om, sepertinya dia benar-benar menginginkan perusahaan Alana. Dan dari yang Damian dengar, Alana juga sudah tidak memiliki saham lagi di sana. Karena itu, apa tidak sebaiknya diberikan saja om?" "Alana susah payah mendirikan perusahaan itu. Om adalah saksi jatuh bngunnya Alana membangun semua bisnisnya. Dan sebagai seorang ayah, om yang paling tahu bahwa dibandingkan dengan pernikahan yang sudah rusak, Alana lebih tidak ingin kehilangan Perusahaanya." Potong Denis meyakinkan. "Maksud Damian, untuk sekarang sebaiknya diberikan saja jika memang Argo benar-benar menginginkannya. Dan karena saham itu adalah milik om Pribadi, jangan berikan itu cuma-cuma. Sebaiknya om menukar persuahaan itu dengan kebebasan Alana. Masalah kepemilikan perusahaan itu kembali, nanti biar Damian yang urus. Jujur saja Damian masih sering khawatir Alana akan di paksa pulang jika dia tidak segera melepaskan diri dari Argo." Usulan Damian membuat Denis diam beberapa saat dengan tertarik. "Maaf kalau om mengatakan ini Damian. Tapi kamu hanyalah seorang dokter yang hanya memiliki beberapa ruko dan unit Apartemen yang di sewakan. Bagaimana caramu mengambil kembali perusahaan itu?" Pertanyaan Denis membuat Damian tersenyum. Rupanya sejak tadi Denis tidak mengenalinya. Damian benar-benar di sangka hanya seorang dokter saja. Wajar saja jika Denis atau orang Indonesia lain tidak mengenali Damian. Karena tidak semua orang tertarik dengan keluarga Bangsawan ataupun keluarga kerajaan Inggris. Gosip yang beredar di Inggris juga tidak selalu beredar juga di Indonesia. Selain itu Adrian selama ini juga sangat menjaga privasi keluarganya. Karena itu hampir tidak ada wajah Damian di Artikel manapun di Indonesia. "Kalau begitu biar saya perkenalkan diri saya lebih dulu om. Nama saya Damian Karl Windsor. Saya adalah cucu dari Adrian Setyo Aji." Ketika Damian mengenalkan dirinya, mata Denis melebar begitupun dengan mulutnya. Ajudan yang dia bawa saat itu juga terlihat sangat kaget sambil menatap Damian tidak percaya. "Windsor? Windsor yang Bangsawan itu?" tanya Denis tidak percaya. "Benar om, Windsor yang itu." Ucap Damian lagi. Denis kembali diam dengan ekspresi terkejut selama beberapa menit. "Bagaimana orang seperti Tuan Muda bisa menyukai putri saya yang biasa saja itu?" Cara bicara Denis jadi lebih sopan. Apalagi setelah dia memastikan sendiri dengan melihat Paspor Damian. "Sebaiknya om bicara seperti biasa saja, saya sedikit canggung kalau om bersikap sesopan ini. Lagi pula saya lebih muda." Ringis Damian terlihat malu. "Maaf karena om emang kurang wawasan. Selama ini om hanya sibuk bekerja sambil mengurus kakak Alana yang kondisinya tidak baik. Jadi tidak sempat mencari tahu tentang orang-orang besar di luar sana. Dan om juga tidak enak jika bicara semaunya pada orang terhormat seperti kamu, tapi karena kamu yang minta, om akan bicara seperti biasa saja." Balas Denis juga terlihat tidak enak. "Tidak papa om, saya maklum kok. Ngomong-ngomong om, Alana tidak tahu kalau kakaknya sakit yah?" tanya Damian penasaran. "Om memang sengaja tidak memberi tahu. Alana tahunya kakaknya melarikan diri. Setelah kasus penipuan itu, om jadi trauma juga membiarkan banyak orang tahu keadaanyaa. Karena itu setelah oprasi yang di bantu oleh keluarga Gunawan, om sengaja mengarang cerita kalau putra sulung om melarikan diri bersama pacarnya. Om takut dia dijadikan alasan untuk mengancam Alana atau mengancam keluarga kami." Jawab Denis sangat bisa dimengerti oleh Damian. "Kalau om setuju, Damian berharap om mau percaya sama Damian soal rencana perusahaan Alana itu. Tapi jangan beritahu siapapun soal kesepakatan kita, Alana juga tidak perlu tahu. Cukup undang saja Alana dalam serah terima saham itu, agar Alana tahu siapa yang akan di pilih Argo nanti. Perusahaannya atau pernikahannya. Damian rasa, kepastian semacam itu akan membuat Alana tidak terlalu larut dalam kesedihan akibat perpisahannya." Ucap Damian kembali ke inti pembicaraan. "Om setuju. Ngomong-ngomong, om yakin Alana juga belum tahu identitas kamu. Kamu tidak berniat terus membohonginya kan Damian?" "Tentu saja tidak om, tapi Damian juga tidak bisa sembarangan mengenalkan diri kalau Alananya belum tertarik pada Damian. Karena itu Damian harap om mau memaklumi sikap Damian yang terkesan sembunyi-sembunyi ini. Tapi kalau Alana bertanya, Damian pasti akan menjawabnya dengan jujur." Balas Damian diangguki oleh Denis. "Tolong jaga Alana Damian! Om tidak bisa berpihak padanya untuk sekarang ini. Dan hanya kamu yang bisa om mintai tolong." Pinta Denis terdengar memohon. "Damian pasti akan menjaganya. Damian janji." ucap Damian penuh keteguhan hati. Obrolan keduanya sore itu berakhir dengan diantarkannya kembali Damian ke dekat Lobby Apartemennya. Dan semangat untuk memaksa Alana balas dendam pada laki-laki busuk seperti Argo, semakin berkobar di d**a Damian setelah mendengar langsung keseluruhan ceritanya. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD