Meira tiba di cafe Satria sore itu. Kepalanya celingukan mencari keberadaan orang yang dia cari. Meira sudah menghubungi Satria dan panggilannya tidak mendapat jawaban. Dia juga sudah menghubungi Bayu, menanyakan keberadaan kakaknya dan katanya sedang tidak ada di restoran baru mereka. Oleh sebab itu dia datang ke sini, karena dia yakin kalau Satria ada di cafe-nya. “Abang di sini ‘kan?” tanya Meira pada pria pramusaji di balik counter yang sedang meracik minuman. Pria itu melirik ke arah perempuan yang menanyainya, yang ternyata adalah adik dari bosnya. “Lagi di atas sama pacarnya,” katanya memberi tahu. “Sama pacarnya?” tanya Meira memastikan telinganya tidak salah dengar. “Iya. Pacarnya.” Pria itu kembali membenarkan ucapannya. Gadis itu kembali berpikir, Satria belum lama ke