Pagi-pagi sekali Sabrina terbangun dari tidurnya dan langsung melompat turun dari ranjang. Dia hendak ke toilet, tetapi diurungkan dan memilih keluar dari kamar. Sabrina akan memakai toilet di dekat dapur saja agar tidak mengganggu Satria yang masih tertidur. Sesampainya di wastafel Sabrina segera memuntahkan isi perutnya yang hanya cairan bening saja, sama seperti pagi-pagi sebelumnya. Setelah itu dia mengusap perutnya, mencoba menenangkan janinnya. “Mungkin aku harus segera ke dokter untuk memeriksanya,” katanya bergumam. Dia tidak boleh egois dengan mengesampingkan kondisi janinnya hanya demi suaminya tidak tahu. Sabrina mengambil gelas dan mengisinya dengan air dispenser. Setelah dia merasa baik-baik saja, Sabrina kembali ke kamar dan berbaring di atas ranjang. “Dari mana, Saya