Zaozah akhirnya mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Ia ingin meninggalkan semua kenangan lama dan memulai segalanya dari awal di Australia bersama Akram, sepupunya. Dengan kehamilan yang semakin membesar, ia merasa itu adalah pilihan terbaik—jauh dari Athar, jauh dari rasa sakit, dan jauh dari luka yang masih menganga di hatinya. Saat ia menyampaikan niatnya pada Akram, pria itu sempat terkejut. “Kamu yakin, Zah? Ini bukan keputusan kecil.” Zaozah mengangguk mantap. “Aku ingin hidup tenang, Akram. Aku ingin anakku lahir di tempat yang tidak penuh dengan luka masa lalu.” Akram terdiam sesaat sebelum akhirnya tersenyum dan menepuk bahu sepupunya dengan lembut. “Baiklah, kalau itu maumu. Aku akan membantumu mengurus visa dan segala keperluanmu di sana.” Fika yang mendengar rencana i