EL. 151 NGAMBEK

1037 Words

Tengah malam, El tidur dengan duduk di dekat ranjang. Elia berbaring di tempat tidur penunggu pasien. "Abba!" El terbangun oleh panggilan lirih putrinya. "Ya, Sayang." El mengusap matanya. "Lapar." "Lapar?" "Heum. Ayam ketucuki Abba beli tidak?" "Ada. Tapi sudah dingin tidak apa ya." "Heum." "Zia bisa duduk?" "Heun." El meletakkan punggung tangan di kening Zia. Panasnya sudah jauh berkurang, tersisa hangat saja. Dalam dua jam terakhir diare juga sudah berhenti. El membantu Zia duduk. "Abba ambil makannya dulu." "Iya." El mengambil air putih hangat dan kotak berlogo restoran ayam tepung. "Zia minum air hangat dulu." El menyodorkan bibir gelas ke bibir Zia. Zia meminum air hangat itu. Lalu meletakkan gelas di atas meja. "Abba cuci tangan dulu." El beranjak ke wastafel u

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD