Mereka tiba di rumah sakit. Elia dibawa ke ruang khusus untuk tempat bersalin. El mengikuti Elia yang dibawa masuk ke sana. Baru saja tiba di dalam ruangan. Elia menjerit karena merasakan sakit. El berusaha untuk tidak panik melihat Elia kesakitan. "Tarik nafas, hembuskan, Sayang." Elia melakukan apa yang dikatakan oleh El. Dokter memeriksa, sudah ada pembukaan, bahkan kepala bayi sudah terpegang. Elia kembali menarik nafas dalam lalu ia hembuskan sambil menjerit. El terbengong, saat mendengar suara tangis bayi. "Alhamdulillah, laki-laki." Dokter bergumam. El masih belum bisa percaya, kalau anaknya telah lahir tanpa operasi. Elia berjuang sekali lagi. Tangan Elia mencengkeram lengan El dengan kuat, sehingga menyadarkan El dari rasa tidak percaya. Tak memakan waktu lama, bayi kedua