86) Semusim

1706 Words

“Itulah awal mulanya mengapa aku jadi seperti ini, Pras,” ucap Tante Soraya menutup ceritanya seraya menyeka air mata yang nyaris terjtuh dari sudut matanya. Sebenarnya aku masih belum puas mendengar ceritanya karen aku yakin ini hanyalah permulaan. Walau apa yang sedang diceritakan Tante Soraya sepertinya sebuah kenikmatan bercinta tapi matanya yang berkaca-kaca sudah cukup memberiku sebuah isyrat jika dia sangat terluka dengan semua itu.   “Andai bukan permintaan Aisya, aku sudah tak ingin lagi membuka luka ini. Aku tidak mungkin menolak permintaan Mamamu untuk menceritakan ini padamu, Pras.” Tante Soraya menatapku dengan tatapan yang sangat sendu. “Mengapa kamu tak bisa menolak keingainan Mama?” tanyaku seraya menyeka genangan kecil air matanya dengan jempol kananku. “Aisyah adala

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD