75) Semusim

1299 Words

“Kok belum dandan, sih? Katanya mau nyari ayah.” Tante Soraya kembali mengecup bibirku dengan pertanyaannya yang sangat mesra dan lembut. “Eh…i…i ya, ba..ba..barusan baru nelpon Mama, ka..katanya kamu boleh kalau mau ke…ke..ketemu dia.” “Oh ya, syukur deh, tapi kan sekarang kita cari ayah dulu. Ketemu Mama kan bisa besok atau lusa, setelah kita pulang. Iya gak?” balasku dengan penuh perhatian. Oh Dewa Laler! Mengapa jantungku jadi berdenar-debar begini? Mengapa penampilan dan gaya Tante Soraya jadi sangat menggemaskan begini? Mengapa si Jagur tiba-tiba berdiri keras dan sepertinya susah sekali untuk tidur kembali. “Ka..kamu cantik sekali, Aya,” ucapku tak sadar seraya memeluk dan mencumbunya. “Khusus buat calon suamiku, yang gantengnya selangit,” balasku setelah selesai membalas pagut

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD