38. Sebuah Kejujuran

1063 Words

"Aku ke kamar dulu,” ucap Rielle lirih, tatapannya sempat singgah sejenak pada Harven sebelum ia beranjak. “Eum,” gumam Harven singkat, seolah menahan sesuatu di ujung lidahnya. Jegar dan Maraka langsung saling pandang, senyum mereka tertahan di sudut bibir,jelas sekali ingin meledek, tapi memilih bungkam demi menjaga suasana. Sementara itu, Jingga sejak tadi tidak melepaskan pandangan tajamnya dari Harven dan kedua sahabatnya. Tatapan penuh ketidaksukaan itu begitu menusuk, seperti seekor macan yang tengah mengintai mangsa. Ia lalu mengikuti langkah Rielle masuk ke kamar, pintu ditutup sedikit lebih keras dari biasanya. “Serem banget tuh cewek, tatapannya udah kayak macan siap menerkam,” celetuk Maraka spontan. Sebuah pukulan mendarat di lengannya dari Jegar. “Mulut lo, Mar!” bentakn

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD