“Lo lagi sarkas, kan, Ven? Karena kalau gue denger dari ucapan lo barusan, kesannya tuh bukan cuma sayang sama lo, tapi lebih ke dia ada rasa sama Rielle,” ucap Jegar, mencoba meraba maksud sebenarnya dari perkataan Harven.
Raut wajah Harven mengeras, rahangnya menegang. “Dia emang maksa buat milikin Rielle. Itu sebabnya dia terang-terangan bilang kalau Rielle itu miliknya.” Nada suaranya penuh dengan amarah yang ditahan.
Maraka mengernyit, jelas terlihat kebingungan di wajahnya. “Tapi kenapa bisa gitu? Dia sendiri yang nyuruh lo nikah kontrak. Terus tiba-tiba dia juga yang nyuruh lo cerai, dan malah bilang dia yang bakal tanggung jawab ke Rielle. Kalau dari awal emang mau tanggung jawab, harusnya enggak usah pake acara lo nikah kontrak segala, kan?”
Harven menghela napas panjang, menun
