36. Penjelasan

1063 Words

Harven menyandarkan punggungnya ke sofa, menatap kosong ke arah langit-langit apartemennya. Sebuah helaan napas panjang terlepas dari bibirnya, berat, seolah membawa seluruh kebingungan yang memenuhi dadanya. “Harusnya lo udah akhiri hubungan lo sama Giana,” ucap Jegar, suaranya tenang tapi menekan. Tangannya meraih gelas di meja, menyesap minumannya seakan memberi jeda pada kalimatnya. “Bener,” sambung Maraka. “Jangan dilanjutin lagi. Dan sekarang itu waktu yang pas buat lo lepasin dia. Lagian kalian juga lagi bertengkar.” Harven mengubah posisinya, duduk tegak dengan kedua siku bertumpu di lutut. Ia menunduk sebentar, lalu menatap kedua sahabatnya bergantian. “Justru karena kita sedanh bertengkar yang buat gua jadi kayak gini,” ucapnya lirih, penuh tekanan. “Gua takut, gua jadi bimban

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD