"Statusku memang istri..." suara Rielle lirih, nyaris tenggelam oleh isak tertahan di dadanya. Kata-katanya meluncur dengan getir, seakan keluar dari luka yang tidak pernah sembuh. "Tapi aku merasa, aku hanyalah bayangan di hidupmu. Kamu masih mencintai Giana, masih bersama dia, sementara aku di sini, harus berjuang sendirian agar kamu menoleh padaku. Aku ini apa, Harven? Istrimu? Atau sekadar pelarianmu dari amarah dan kecewamu?"
Keheningan mendadak membungkus kamar itu. Sunyi yang mencekam, seolah udara enggan bergerak. Hanya ada suara tangis Rielle yang pecah, pecahannya menggema di dinding-dinding dingin, menampar setiap ruang kosong di antara mereka.
Harven berdiri kaku. Tatapannya tertuju pada sosok perempuan yang tampak rapuh di hadapannya, tapi ucapanny, ucapannya menampar lebih
