94. Tamu Tidak di Undang

1035 Words

Rielle kini diam menatap keluar jendela mobil, ia sibuk dengan pemikirannya. Ia tahu Harven pasti berpikir banyak hal, tapi ia tidak ingin menjelaskan apa pun lagi malam itu. Hatinya lelah, bukan karena Harven, melainkan karena dunia di sekitarnya yang seolah tidak pernah berhenti menyorotinya. Ia hanya tidak ingin gosip itu kembali mengganggunya. Sudah cukup rasanya menjadi bahan pembicaraan ketika Jehan yang terus-menerus mengejarnya di kampus, membuat teman-temannya salah paham dan menatapnya seolah ia menikmati perhatian itu. Padahal yang ia rasakan hanyalah muak dan lelah. Jika dirinya sekarang menunjukkan kedekatan dengan Harven, apalagi di kampus, ia tahu apa yang akan terjadi. Semua mata akan kembali menatapnya, semua mulut akan kembali berbisik. Ia akan kembali menjadi bahan go

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD