Aroma bawang putih dan minyak wijen mulai memenuhi udara. Liora berdiri di depan kompor, mengenakan kemeja milik Rain yang kedodoran di tubuh mungilnya, dan celana pendek sporty yang nyaris nggak kelihatan dari balik hem bawah kemeja. Rambutnya diikat asal, beberapa helai menjuntai di pipi. Kaki telanjangnya sedikit berjingkat saat dia menuang nasi ke wajan panas. Ssssshhhhh!! Suara nasi digoreng memenuhi dapur yang dingin dan mahal itu, kontras dengan kehangatan yang sedang terbangun perlahan-lahan. Dari meja bar, Rain duduk dengan lengan disilangkan di atas daada telanjangnya. Mata elangnya tajam mengamati cewek di depannya, tapi jujurly bukan karena lapar sama nasi goreng. “Kemeja aku jadi s3ksi banget kalau dipake kamu.” Suaranya seperti madu pagi. Liora menoleh sebentar, menyipit

