Rain berdiri di bawah shower, tel4njang sempurna. Otot daadanya mengkilap karena air yang menetes. Mata elangnya menajam saat pintu kaca geser terbuka pelan, memperlihatkan Liora, memakai handuk, pipinya merah.
Rain langsung mendekat. Jemarinya menyentuh lengan Liora, lalu turun ke pinggul cewek itu, berniat menarik handuknya.
PLAK!
Tangan Liora langsung menepis tangan Rain dengan keras.
“Kamu bilang cuma bantu sabunin.”
Rain diam sebentar. Lalu senyumannya makin gila.
“Tepisan kamu bikin makin h0rn1, sumpah.” Suaranya berat, penuh api. “Nggak tau ya, kamu tuh kayak nyiram bensin ke api. Bukannya padam, malah kebakar makin gede.”
Rain menarik Liora mendekat, paksa tapi lembut. Dan sebelum Liora bisa protes lagi, dia melvmat bibir cewek itu.
Tangannya menarik handuk Liora sampai ter
