Semoga ini hanya bagian dari gundahku saja. Semoga .... . . "Aku nunggu Mas ajalah. Nggak pa-pa. Lagian maunya bubur yang Mas bawain, bukan mamang kurir." Begitu jawaban Cely. Sakti iakan meski entah bisa atau tidak di saat dirinya sedang dalam bahaya. Seharusnya tidak berbahaya, sih, jika kemauan mereka terpenuhi. Di sini, Sakti gegas menghubungi kontak Om Aksa. Sakti pernah minta nomor beliau saat di pengadilan dan Cely yang memberikan. Satu sisi, Sakti rasanya enggan memenuhi apa yang dimau orang-orang itu. Enak saja, ya, kan? Mamanya sudah dibuat sengsara. Bahkan rasanya hukuman untuk Pak Jean itu kurang, untuk orang tua beliau malah belum tersampaikan. Sisi lain, Sakti khawatir mamanya diapa-apakan. Sepertinya sangat genting di sana sehingga mama pun menelepon lagi. "Sa—" "I