Kecurigaan Abinawa

1596 Words
“Pagi Ay ....” Abinawa duduk tepat di depan Ayara, secangkir kopi dan satu piring kecil omlete diletakannya di atas meja. Ayara mendongak saat aroma parfum Abinawa seakan menarik seluruh impuls tubuhnya. Ya Tuhan, di hati Ayara masih tersisa rasa untuk Abinawa yang sedang mati-matian ia bunuh. Bertahun-tahun menjauh dari pria itu nyatanya tidak bisa membuat Ayara lupa dengan cinta yang pernah mereka miliki bersama. Masih teringat dengan jelas dalam benak Ayara bagaimana kedua lengan kekar itu memeluk tubuhnya dan bibir tebal Abinawa menyisir setiap jengkal wajah dan tubuhnya. Ayara pikir kisah mereka akan berakhir sempurna tapi kenyataan tidak berpihak padanya. Ketika dirinya sedang terpuruk dengan kegagalan sang ayah atas pencalonan wali kota disusul kepergian tragis beliau—Abinawa tidak ada di samping Ayara, pria itu sedang menikmati tubuh Melisa di apartemennya. FLASHBACK ON Mas Abi : Sorry, Ay ... aku enggak bisa ke sana, aku flu berat. Aku harus sehat sebelum terbang ke Surabaya tiga hari lagi, aku tidur ya ... sampe ketemu tiga hari lagi. Ayara sedikit kecewa melihat balasan pesan Abinawa di saat ia memintanya datang ke rumah. Dua hari setelah kematian Robby Pramudya, Kanjeng Mami tidak berhenti menangis begitu juga dengan Radhika. Sebagai anak perempuan pertama Ayara tidak boleh terlihat lemah di depan mami dan adiknya, tapi sebenarnya Ayara tidak setegar itu—ia membutuhkan Abinawa. Ayara tidak membalas pesan Abinawa, ia turun dari atas ranjang kemudian menuju dapur untuk memasak sesuatu. Beberapa jam Ayara berkutat dengan alat masak dan bahan-bahan untuk membuat Iga garang asem, perkedel jagung dan udang sambal balado. Makanan yang disukai Abinawa, Kanjeng mami dan Radhika telah tersaji di atas meja makan setelah beberapa jam kemudian. Ayara naik ke atas kursi untuk menggapai kotak makan di kitchen set bagian atas bermaksud menyisihkan sebagian untuk Abinawa. Setelah mengisi empat kotak makan dengan nasi dan tiga lauk yang baru saja ia masak, Ayara memasukan kotak makan itu ke dalam paper bag. Abinawa pasti belum makan siang, jika Abinawa tidak bisa mendatanginya maka Ayara yang akan datang ke apartemen pria itu. Ayara berpamitan kepada Kanjeng mami, tidak lupa menitipkan beliau kepada Radhika. Satu jam kemudian Ayara sampai di apartemen sang kekasih, berstatus sebagai tunangan—Ayara memiliki akses masuk ke apartemen Abinawa. Langkahnya begitu ringan menyusuri lorong setelah keluar dari lift. Ia menekan pascode dan pintu langsung terbuka. “Mas Abi?” panggil Ayara meninggikan suara karena tidak melihat Abinawa di ruang televisi dan dapur yang masih bisa dijangkau oleh indera penglihatannya dari ambang pintu. Ayara masuk, melepas sepatu dan hendak memakai sandal rumah yang sengaja Abinawa sediakan untuknya tapi ia tidak melihat sendal itu di rak sepatu. Malah sepasang sepatu yang serupa dengan yang ia miliki hanya berbeda warna ada di sana. Kalau tidak salah sepatu itu milik Melisa-sahabatnya. Ayara ingat, ketika mereka terbang ke Singapura Abinawa membelikan sepatu untuknya tapi kemudian Melisa memamerkan sebuah sepatu yang ia beli dengan merk yang sama hanya saja berbeda warna. Sesungguhnya saat itu Ayara sedang flu dan tinggal di kamar sementara Abinawa berjalan-jalan bersama Melisa mengunjungi Mall. Merk sepatu yang Melisa inginkan sedang promo buy one get one, Abinawa membelikannya untuk Melisa sekaligus Ayara. “Aya?” Suara Abinawa terdengar terkejut ketika memanggil namanya. Ayara mendongak dari rak sepatu lalu tersenyum. “Mas Abi, kenapa enggak pake baju?” tanya Ayara polos. Demi apapun ia tidak berpikir jika Abinawa dan Melisa memiliki hubungan spesial. Bahkan Ayara tidak berpikir jika Melisa sedang ada di apartemen itu lebih tepatnya berada di kamar Abinawa dengan tubuh polos. “Itu ... tadi aku, demam.” Abinawa beralasan. “Oh ... aku bawain makan siang, Mas udah makan?” Ayara bertanya lagi sambil melangkah lebih dalam tanpa menggunakan sendal rumah. Lalu sorot matanya tertuju pada tas dan pakaian yang ia kenal, tas dan pakaian itu milik Melisa teronggok di lantai dekat sofa lalu ada celana dalam dan bra yang tersampir di sandaran tangan sofa. Perasaan Ayara mulai tidak nyaman, hatinya tiba-tiba terasa sakit membayangkan apa yang mungkin saja tunangannya dan Melisa telah lakukan di sofa itu. Mata Ayara mulai berkaca-kaca, napasnya memburu. “Ada Melisa ya di sini?” Ayara bertanya dengan suara tercekat. “Aya ... itu ... enggak seperti yang kamu pikir, aku ....” Belum selesai Abinawa bicara, Ayara melesat lari ke dalam kamar dan menemukan Melisa di atas ranjang tunangannya dengan pundak terbuka, mengapit selimut hingga d**a di ketiak dan rambut berantakan. Atmosfir sisa-sisa kegiatan bercinta mereka masih bisa Ayara rasakan tatkala memasuki kamar itu. “Ayara ... sorry.” Raut wajah Melisa terlihat menyesal. Satu buliran kristal jatuh dari kedua belah sudut mata Ayara bersamaan dengan jatuhnya paper bag yang ia genggam dan kakinya mundur satu langkah ke belakang. Ayara menggeleng samar seakan ia tidak mempercayai apa yang ia lihat. Abinawa-tunangannya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri di saat dirinya sedang berada pada titik terendah dalam hidupnya karena kepergian sang ayah. Ayara membalikan tubuh hendak berlari dari apartemen itu namun tubuh tegap Abinawa menahan dengan kedua tangannya. “Aku bisa jelasin, Ay.” Ayara menggelengkan kepala, suaranya tercekat di tenggorokan. Ayara menghela tangan Abinawa yang mencengkram pundaknya kemudian berlari menyusuri lorong hingga tiba di lift yang kebetulan terbuka. Gadis itu menangis sejadi-jadinya menutup mulut dengan tangan lalu berlari melintasi loby setelah pintu lift terbuka sambil berderai air mata. Setelah kejadian itu Abinawa berusaha menjelaskan berulang kali bahkan Melisa sang sahabat pun melakukan hal yang sama tapi hati Ayara kadung sakit. Apa pun alasan mereka berselingkuh di belakangnya, Ayara tidak bisa memaafkan. FLASHBACK OFF “Ay ... kamu ngelamun?” tegur Abinawa seraya menyentuh pipi Ayara. Ayara menolehkan wajahnya ke samping menepis tangan Abinawa. Kemudian bernapas dengan benar, berusaha menetralkan detak jantung usai kilasan cerita pedih itu melintas dalam benak begitu saja seperti kaset rusak. Tanpa berniat menjawab Ayara berdiri hendak pergi dari hadapan Abinawa. Ia menyesal bangun kesiangan sehingga terlambat sarapan sementara Elza dan Anya sudah lebih dulu sarapan tadi pagi. Abinawa jadi bisa seenaknya memaksa berkomunikasi padahal Ayara sudah tidak ingin bersosialisasi dengan pria laknat itu lagi. “Tunggu Ay, ada yang mau aku omongin.” Abinawa menahan tangan Ayara yang seketika itu juga sang gadis hempaskan. “Ngomong apa?” Ayara bertanya ketus. “Jadi ... kamu beneran sama Pak Niko?” Ayara tersenyum meledek, sepertinya ini kesempatan untuk balas dendam kepada pria itu. “Iya ... hebat ya, diselingkuhin kamu ... sekarang aku dapetin pria yang jauh lebih baik dari kamu, Mas ... mungkin Tuhan lagi mengganti saki hati yang Mas Abi buat sama aku.” Ayara menyombongkan status palsunya bersama Nicholas. Tanpa Ayara duga, reaksi Abinawa malah tersenyum dengan sorot mata memicing penuh curiga. “Pasti ada sesuatu, Ay ... pak Niko enggak mungkin mau sama gadis seperti kamu.” Bukan maksud menghina Ayara tapi kasta Ayara dengan Nicholas seperti langit dan bumi. Pria seperti Nicholas pasti akan memilih perempuan yang satu level dengannya, pebisnis juga atau aktris atau anak dari pengusaha kaya raya bukan seorang pramugari biasa yang memiliki cerita keluarga yang kelam apalagi Abinawa melihat dari sorot mata Ayara dan Nicholas ketika bertemu tidak ada yang spesial seperti tidak saling mengenal. Ayara mendengus miris, hatinya terluka direndahkan Abinawa. “Memangnya aku gadis seperti apa, Mas? Apa karena papi meninggal karena bunuh diri? Seenggaknya aku masih perawan, Mas ... aku bisa mempertahankan keperawanan aku ... aku masih punya nilai.” Ayara melirih dengan suara getir. “Enggak Ay, bukan itu maksud aku ... dan stop bilang aku selingkuh ... aku udah minta maaf sama kamu.” “Dan sayangnya aku enggak menyediakan maaf.” “Ay ....” Abinawa menahan tangan Ayara lagi yang gelagatnya akan pergi. “Aku tau masih ada cinta buat aku ... aku tau kamu enggak mencintai pak Niko ... ada apa sama kamu sebenernya, Ay?” Sorot mata Abinawa menyimpan banyak keprihatinan untuk Ayara, ia menggenggam erat jemari Ayara seakan ingin memberikan perlidungan. “Kita udah enggak ada urusan lagi, Mas ... tolong lepasin tangan aku jangan sampai calon suami aku liat.” “Tapi aku ketua tim kita.” Abinawa beralasan. “Dan kita enggak lagi ngebahas tentang pekerjaan.” Ayara berujar dingin. “Kamu enggak lagi jual diri kamu sama pak Niko untuk lunasin hutang mendiang om Robby, kan?” Tatap mata penuh intimidasi itu menyorot pada Ayara. Pupil Ayara melebar, napas sang gadis yang mulai memburu memberi tau Abinawa jika tebakannya ada kemungkinan benar dan pria itu lantas tersenyum. Dugaan Abinawa memang benar tapi Ayara tidak merasa sedang menjual diri pada Nicholas, mereka melakukan perjanjian itu tidak melibatkan seks. “Maksud Mas apa sih nuduh-nuduh aku kaya gitu? Enggak cukup dengan selingkuhin aku trus sekarang Mas ngehina aku juga, iya?” Pendar di mata Ayara menyiratkan ribuan luka. “Please, Ay ... aku menyesal, maafin aku.” “Kalau Mas menyesal, Mas enggak akan nidurin Anya tadi malam ... sekarang aku udah hafal gelagat cewek yang udah kamu tidurin!” Ayara berseru sambil menyentak tangan Abinawa. Mata Abinawa membulat, dirinya terkejut karena tidak mengetahui jika perempuan yang ia tiduri semalam adalah Anya. “Demi Tuhan, Ay ... tadi malam aku mabuk, bahkan aku enggak tau siapa perempuan yang udah aku tidurin ... yang aku tau aku bangun pagi ini dalam keadaan telanjang dan kepala pengar.” “Satu bulan lagi dari sekarang Mas harus tanya Anya, apa dia hamil anak kamu atau enggak.” Abinawa tertohok, ia tercenung beberapa saat sampai tidak menyadari jika Ayara telah meninggalkannya. Diam-diam, tepat di belakang Abinawa—Revan sedang duduk membelakangi mereka dan mendengar semua yang Abinawa dan Ayara bicarakan. Setelah sarapan, ia akan melaporkannya kepada sang tuan muda. (Disarankan mendengar kan lagu You Broke Me First – Tate McRae, Merasa Indah – Tiara Andini)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD