Tentang Ayara

1319 Words
“Nama lengkapnya ... Ayara Savrinadeya, mendiang ayahnya yang bernama Robby paramudia adalah mantan Setda di kota Bogor yang menanggalkan status Pegawai Negri Sipil untuk mencalonkan diri sebagai Wali Kota ... beliau bergabung dengan salah satu partai besar tapi dana yang diberikan untuk kampanye tidak cukup sehingga harus menggadaikan seluruh asetnya ke Bank dan meminjam uang kepada rentenir juga kepada beberapa keluarga dan kerabat ....” Revan menjeda sebentar informasi yang ia dapatkan tadi malam tentang Ayara untuk melihat reaksi Nicholas. Sementara itu Nicholas duduk tenang di kursinya sambil membuka ipad berisi data Ayara dari semenjak gadis itu lahir ke dunia. Nicholas harus tau latar belakang gadis yang akan menjadi istrinya. “Pak Robby, mendiang ayah Ayara akhirnya bunuh diri setelah dinyatakan kalah dalam pemilu karena tidak mampu membayar hutang-hutangnya ... tapi Bank mengecualikan kematian pak Robby dengan alasan bunuh diri sehingga asuransi tidak bisa cair dan seluruh aset mendiang disita pihak Bank ... Ayara juga masih harus melunasi beberapa hutang yang nilai asetnya tidak bisa menutupi pelunasan hutang tersebut ke Bank juga hutang-hutang ayahnya kepada rentenir dan keluarga dari pihak ayah dan ibunya ... selama ini Ayara baru berhasil melunasi dua Milyar dari total sepuluh Milyar keseluruhan hutang ayahnya kepada Bank, rentenir dan keluarga.” Terselip nada iba dalam suara Revan yang bisa didengar dengan jelas oleh Nicholas. “Lunasi semua hutangnya setelah keluarga memutuskan kami bisa menikah.” Nicholas memberikan intruksi. “Baik, Pak ... apa ada klausul yang ingin Bapak masukan ke dalam kontrak pernikahan ini?” Nicholas menggeleng lemah. “Hanya bagian jika seseorang mengetahui tentang ini, saya serius dengan permintaan itu karena akan merusak reputasi saya jika sampai ada orang yang tau.” “Baik, Pak.” Revan mengangguk lagi. “Oh ya, Pak ... satu lagi ... Abinawa Bayanaka, Pilot pengganti Capt. Daniel adalah mantan tunangan Ayara.” Revan memberikan satu informasi penting lainnya yang sesungguhnya sedang menjadi perhatian penuh Nicholas karena tertera di ipad yang berisi informasi tentang Ayara. Tapi informasi tersebut tidak menjelaskan alasan kenapa Ayara dan Abinawa memutuskan tali pertunangan mereka. “Apa saya harus mengganti Abinawa?” Revan bertanya. “Enggak perlu, jadikan dia Pilot tetap.” “Tapi Pak, itu bisa me—“ “Jadikan dia Pilot tetap, Revan.” Nicholas menggeram pertanda dirinya tidak suka dibantah. “Baik, Pak.” Revan menurut, ia tau Nicholas pasti memiliki rencana dengan menempatkan Abinawa agar tetap dekat dengan Ayara. “Belikan dia pakaian yang bagus, malam ini saya akan menghadiri acara makan malam keluarga bersamanya.” “Baik, Pak.” Revan undur diri setelah dirasa sang bos selesai memberikan instruksi. *** “Heh, mau kapan lo pura-pura tidur? Enggak sekalian pura-pura gila lo buat ngehindar dari kita?” Elza menarik selimut Ayara kemudian menepuk bokongnya kencang. “Aw ... Mbak, sakit tau.” Ayara memprotes sambil memajukan bibirnya. “Kita udah selesai sarapan ... dan lo masih belum bangun ... kemarin kita masuk kamar, lo pura-pura udah tidur ... modus lo receh banget.” Elza jadi sewot sendiri. Ayara mendudukan tubuhnya di atas ranjang, menunjukan tampang polos yang selalu mampu membuat semua orang terpedaya. “Kenapa aku harus pura-pura, Mbak?” tanyanya kemudian. Anya dan Elza segera saja merotasi bola matanya jengah. “Lo bisa pake tampang itu sama orang lain tapi sorry, sama kita enggak akan mempan.” Anya mengucapkannya dengan tegas sampai menggerakan tangan untuk meyakinkan Ayara jika ia sungguh-sungguh dengan ucapannya. Ayara balas tersenyum lebar menunjukan deretan gigi putih bersihnya. “Gimana sih maksudnya? Aku belum ngerti.” Sekarang Ayara pura-pura bodoh. “Ayara Savrinadeya, calon istri bapak Nicholas Aldrich Lazuardy ... mau kah anda memberitau kepada kami bagaimana ceritanya anda bisa menjadi calon istri bapak Nicholas, owner dari perusahan tempat kita bekerja?” Elza mengucapkannya lambat-lambat agar Ayara yang sedang pura-pura o’on ini mengerti dengan apa yang sedang ia tanyakan. “Wuiiih, kata siapa? Tim kita sebenarnya sengaja ditunjuk mengawaki privat jet itu karena ada aku ... biar kita bisa deketan terus.” Ayara mengingat alasan yang diberikan Nicholas kepada Malvino tadi malem dan ia mengatakan alasan bohong tersebut kepada dua sahabatnya agar kebohongan mereka seragam. Elza dan Anya mengerutkan kening lantas saling melempar tatap. “Sejak kapan lo pacaran sama dia?” Itu Anya yang bertanya. “Kenapa kemaren lo keliatan takut banget ngecewain pak Niko waktu cari wine di pantry ... lo bilang takut tim kita diganti.” Elza masih mengingat kejadian kemarin ketika di pesawat. Elza seorang senior, ia bisa mencari celah dari kebohongan cerita juniornya. Anya mengangguk. “Dia juga dingin banget waktu lo jatuh ke atas pangkuannya? Ayo loh, ketauan bohong.” Anya menunjuk Ayara sambil memicingkan mata penuh curiga. “Dia itu orangnya moody ... karena kalau aku buat dia kesel, dia bukan cuma marah sama aku aja tapi juga seluruh tim terutama Capt. Abi ... aku beneran takut tim kita diganti gara-gara aku ... dan masalah duduk di pangkuan ....” Ayara mengembuskan napas sambil menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan, sedang berpikir alasan apa yang tepat untuk menjelaskan sikap dingin Nicholas waktu itu. Ayara tidak ingin dua sahabatnya mengetahui jika telah terjadi suatu perjanjian antara dirinya dengan Nicholas karena hal tersebut bisa mengancam nyawa Elza dan Anya. “Aku tuh lagi berantem sama dia makanya aku telat dateng ke Bandara, dia mau ngenalin aku sama keluarganya tapi aku belum siap ... aku tinggalin dia di tengah-tengah perdebatan, itu kenapa dia kesal dan dingin.” Entah sudah berapa kebohongan yang sepagi ini Ayara ucapkan demi melunasi hutang sang ayah. Meski penjelasan Ayara terdengar meyakinkan tapi Elza masih tetap tidak percaya berbeda dengan Anya, gadis aneh itu terlihat manggut-manggut mengerti. “By the way, lo kok enggak kasih tau kita kalau lo mantan tunangan Capt. Abi?” celetuk Anya bertanya membuat Elza menoleh sengit ke arahnya. “Seriusan?” tanya Elza dengan mata melotot. Ayara mengerutkan keningnya, menatap penuh tanya kepada Anya. “Kamu tau dari mana?” “Eee ... itu, gue ....” Anya gelagapan karena merasa berdosa telah bercinta dengan Abinawa tadi malam. Ia sampai harus mengendap-ngendap keluar melewati taman yang luas tanpa memakai celana dalam karena tidak menemukan celana dalamnya di kamar pria itu. “Kemarin setelah denger pak Bagaskara memberikan pengumuman di depan seluruh tamu undangan yang mengatakan kalau kamu adalah calon cucu menantunya ... Capt. Abi mabuk berat dia meracau, katanya nyesel nyelingkuhin lo sama Mel ... siapa gitu.” Anya berkata jujur, tadi malam Abinawa memang sangat mabuk itu kenapa mereka bisa bercinta karena ia mengambil kesempatan di saat pria gagah perkasa itu sedang tidak sadar. Abinawa terus meracau memanggil nama Ayara dan berkali-kali meminta maaf meski sedang bercinta dengan Anya. Anya tidak mempermasalahkan racauan Abinawa yang penting ia bisa merasakan milik Abinawa yang perkasa. “Melisa ... dia sahabat dekat aku, tapi malah berkhianat ... aku mergokin mereka di apartemen Mas Abi, di dalam kamar ... selesai bercinta.” Ayara melirih. Kalimat terakhir Ayara itu sontak membuat Anya tertampar karena telah memanfaatkan keadaan, bercinta dengan Abinawa. Tapi waktu itu dia belum mengetahui bila Ayara adalah mantan tunangan Abinawa meski setelah mengetahuinya pun Anya masih tetap melanjutkan ronde berikutnya karena kadung ketagihan. “Kenapa sih lo enggak pernah cerita sama kita?” tuntut Elza tidak terima karena nyatanya tidak mengetahui apapun tentang Ayara. Bahkan tidak ada satu pun yang mengetahui jika Ayara adalah anak dari calon Wali Kota tidak terpilih yang bunuh diri dan pernah heboh diberitakan di televisi. “Buat apa? Aku memang ingin menutup masa lalu itu rapat-rapat biar bisa move on.” Ayara memberikan alasan. Elza dan Anya mengusap tangan Ayara bergantian bermaksud memberikan dukungan. Bertahun-tahun satu tim dengan Ayara, mereka memang tidak banyak mengetahui tentang kehidupan gadis itu. Ayara bukan tipe orang yang suka membagikan permasalahan hidup meski Elza sering menerka jika dibalik senyum bahagia Ayara tersimpan beban dan kesedihan yang sedang dipikulnya karena sering kali senyum Ayara tidak sampai ke mata. (Cerita ini hanya fiksi, mohon maaf bila ada kesamaan nama tokoh, karakter dan tempat dalam cerita)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD