S2-44 Dua Sekaligus

1284 Words

Langit Jakarta sudah gelap ketika Ezra dan Cantika akhirnya menutup semua pintu kaca menuju taman belakang. Lampu gantung di ruang makan menyala redup, memantulkan cahaya hangat ke dinding-dinding putih. Langkah Cantika terayun pelan, tangannya menelusuri railing tangga seolah memastikan semuanya nyata. “Aku masih enggak percaya ini rumah kita,” katanya lirih. Ezra mendekat dari belakang, melingkarkan lengannya di pinggang Cantika. Tubuhnya menempel, hangat. “Kalau gitu … biar aku bikin kamu percaya,” bisiknya di telinga sang istri. Tangannya merayap naik, menyingkap helaian rambut Cantika, lalu bibirnya mendarat di lehernya. Ciuman yang awalnya lembut, berubah menjadi dalam dan menuntut. Kini kedua tangan Ezra merengkuh pinggang Cantika, d**a mereka telah merapat dan Ezra menuntunnya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD