S2-56 Janji dan Ingkar

1222 Words

Malam itu rumah terasa tenang. Hujan sore yang turun deras sudah reda, menyisakan bau tanah basah yang masuk lewat jendela kamar yang sedikit terbuka. Lampu kamar menyala temaram, hanya cahaya kuning lembut dari lampu meja yang memberi kehangatan. Cantika duduk bersandar di ranjang, bantal ditumpuk di punggungnya. Rambutnya digerai lepas, wajahnya tanpa make-up, hanya ada kilau alami dari kulit yang sedikit pucat tapi tetap cantik. Ezra masuk sambil membawa dua cangkir teh hangat—satu chamomile untuk Cantika, satu lagi green tea untuk dirinya. “Pakai madu sedikit biar enggak eneg,” ujar Ezra sambil meletakkan cangkir di meja nakas. Cantika menatapnya lalu tersenyum samar. “Thanks, Za.” Ezra membalas dengan mengecup pelipisnya sebelum duduk di tepi ranjang. “Kenapa enggak nyuruh May

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD