bc

Secret Marriage

book_age12+
1.8K
FOLLOW
8.1K
READ
family
HE
bxg
kicking
brilliant
detective
highschool
affair
like
intro-logo
Blurb

Pernikahan rahasia yang dijalani oleh Freya dan Bara secara terpaksa ini, benar-benar membuat mereka menderita.

Banyak sekali, hal yang membuat mereka tidak sanggup mempertahankan pernikahannya. Mulai dari perselingkuhan, keegoisan, kebohongan, tekanan, dan juga ketidak cocokan. Namun banyak juga, hal yang membuat mereka tidak ingin berpisah. Mulai dari kenyamanan, rasa cinta, dan juga hadirnya buah hati ditengah-tengah mereka.

Lantas, mampukah mereka mempertahankan pernikahan demi sang buah hati?

chap-preview
Free preview
1. Kehidupan pasutri muda
90% Manusia di dunia pasti mengidamkan sebuah pernikahan. Gaun mewah, pesta mewah, dan dekorasi mewah. Siapa yang tidak menginginkan itu? Itu semua adalah impian dari sebagian manusia di dunia ini. Namun berbeda dengan Freya Aquinsha, gadis cantik dengan segala keunikannya itu sangat membenci pernikahan. Bagaimana tidak? Ia adalah salah satu manusia yang masuk dalam kategori nikah paksa. Kejadian ini bermula saat Freya kepergok ayahnya sendiri pergi ke Club malam bersama teman-temannya. Freya yang saat itu mengira bahwa kedua orang tuanya masih berada di luar kota, dengan percaya dirinya ia menggunakan baju seksi dan rok pendek selutut. Teman ayahnya yang saat itu berada di Club yang sama dengan Freya, langsung menghubungi ayahnya dan mengatakan bahwa Freya sedang mabuk bersama teman-temannya. Setelah kejadian itu, Ayah dan Ibunya marah besar. Kedua orang tuanya merasa lelah merawat Freya yang selalu membuat ulah setiap harinya. Oleh karena itu, Freya terpaksa harus menikah dengan laki-laki pilihan ayahnya. Kedua orang tua Freya berharap, dengan adanya pernikahan ini, Freya dapat berubah menjadi gadis yang lebih baik lagi. Namun ini bukanlah harapan Freya. Gadis itu masih ingin menghabiskan masa-masa remaja bersama teman-temannya dan juga para lelaki yang mengantri menjadi pacarnya. Bukan menjadi seorang Istri dari lelaki yang baru saja ia kenal. Freya ingin marah, namun tidak bisa. Ingin menolak, juga tidak bisa. Karena jika Freya menolak, seluruh aset yang ia punya akan diambil paksa oleh Ayahnya. Tentu saja Freya tidak mau itu terjadi, karena seluruh harta yang ia punya saat ini adalah hasil dari memeras Kakek dan Neneknya selama dua tahun. Beruntung sekali Freya memiliki Kakek dan Nenek yang bergelimang harta. Karena hal itu, semua kebutuhan Freya terpenuhi. Setelah melalui beberapa pertimbangan, Freya akhirnya menyetujui pernikahan ini. Dengan syarat pernikahan ini harus dirahasiakan dari semua orang, kecuali keluarga dan sahabat-sahabatnya. *** "Frey, bangun! Kamu ada kuliah pagi kan?" ucap seorang lelaki , sembari menggoyangkan tubuh Freya yang masih terlelap Freya menggeliat, kemudian membuka matanya secara perlahan dan melirik lelaki yang masih berdiri di sampingnya. Lelaki itu adalah Bara Aldevaro. Suami Freya yang baru saja menikah dengannya sekitar enam bulan yang lalu. Freya akui, Bara adalah sosok lelaki idaman semua wanita. Tampan, cerdas dan berkharisma. Namun sayang, Freya sangat membenci sifat Bara yang sombong dan suka mengatur. Ia terpaksa menikah dengan Bara karena kedua orang tuanya sudah tidak sanggup merawat dirinya yang selalu membuat ulah setiap harinya. Kedua orang tuanya berharap, dengan adanya pernikahan ini, Freya dapat berubah menjadi orang yang lebih baik lagi. Setelah melalui beberapa pertimbangan, Freya akhirnya menyetujui pernikahan ini. Dengan syarat pernikahan ini harus dirahasiakan dari semua orang, kecuali keluarga dan sahabat-sahabatnya. Freya menatap lelaki itu judes, kemudian menarik selimutnya dan kembali menutup matanya lagi. "Bangun, Freya!" ucap Bara tegas. Namun tidak ada respon dari Freya, gadis itu semakin merapatkan selimutnya dan beralih membelakangi Bara "Bangun, atau aku siram?" ancam Bara Bara bukan tipe lelaki yang perhatian. Ia cenderung tidak peduli dengan orang- orang disekitarnya. Namun berbeda dengan Freya, lelaki itu merasa mempunyai tanggung jawab yang besar pada wanita itu. Oleh karena itu, Bara berusaha sebisa mungkin agar tidak terlalu cuek pada Freya. "Berisik. Bisa diam nggak?" ketus Freya "Yaudah, pulang sana kalau nggak mau diatur!" sahut Bara tak kalah ketus. Membuat Freya langsung membuka selimutnya dan menatap Bara kesal Tanpa berlama-lama lagi, Bara langsung keluar dari kamar Freya dan menutup pintunya dengan kencang. "Ih, nyebelin!" kesal Freya Mereka berdua memang tidak pernah akur. Dari awal pernikahan sampai sekarang, selalu ada hal-hal kecil yang diributkan. Hal itu tentu saja membuat Freya tidak betah tinggal bersama Bara di apartemen ini. Bara terlalu menyebalkan untuk Freya yang mudah emosian. *** Selesai mandi dan bersiap-siap, Freya menghampiri Bara yang masih duduk di kursi sambil menyantap makanannya. "Aku dibuatin nggak?" tanya Freya, sambil melirik nasi goreng yang berada di depan Bara "Enggak." jawab Bara singkat "Oh, yaudah." Ketika Freya hendak pergi meninggalkan Bara, lelaki itu langsung menarik tangan Freya. Membuat langkah Freya langsung terhenti. "Duduk." tegas Bara Meskipun kesal, Freya tetap menuruti ucapan suaminya itu. Lalu tanpa diduga, lelaki itu menyuapi Freya sesendok nasi goreng. Membuat Freya mengerutkan keningnya bingung. "Mangap!" kesal Bara, ketika tidak ada respon dari Freya Bukannya menurut, Freya malah mengulurkan tangannya untuk memegang dahi Bara. "Nggak panas." gumam Freya "Apaan sih." kesal Bara, seraya menepis tangan Freya "Tumben baik. Habis menang lotre ya?" celetuk Freya, membuat Bara semakin kesal dan geregetan Niat untuk berbuat romantis, malah berujung seperti ini. Tingkah Freya memang benar-benar diluar nalar. "Nih, makan sendiri!" ketus Bara, seraya menyerahkan sendoknya pada Freya dan berjalan pergi meninggalkannya Sementara itu, Freya sedang berusaha mati-matian menahan tawanya. Ekspresi Bara lucu sekali. Lelaki itu seperti menahan malu dan emosinya, hingga membuat pipinya memerah. Tanpa berlama-lama lagi, Freya langsung memakan nasi goreng itu dengan lahap. "Emm. Not bad, but Not good." gumam Freya *** Jam sudah menunjukkan pukul 10.45. Bagi Freya, mendengarkan Dosen berbicara sama saja mendengarkan alunan musik sebelum tidur. Matanya sudah terasa sangat berat, dan ia sudah beberapa kali menguap. Rasanya, Freya ingin meletakkan kepalanya di meja dan tidur dengan nyenyak. Namun apa daya, jika Freya melakukan itu, maka nilainya akan dipertaruhkan. "FREYA!" ucap sang Dosen dengan lantang. Membuat mata Freya yang tadinya tertutup langsung terbuka lebar "Iya Pak?" sahut Freya sedikit gugup "Ngantuk mulu dari tadi. Tidur jam berapa kamu semalam?" tanya sang Dosen "Dia mah kalau tidur tengah malam Pak. Biasa... anak club." sahut temannya, membuat Freya hanya bisa mengerucutkan bibirnya kesal Sang Dosen hanya menggeleng-gelengkan kepala. Ia tidak heran, anak seusia Freya memang banyak sekali yang suka keluar masuk club. "Cuci muka sana! Saya kasih waktu 10 menit." ucap sang Dosen "Baik Pak." sahut Freya Freya berjalan dengan santai keluar kelas. Mata yang tadinya berat kini sudah terbuka lebar. Seketika kantuknya langsung hilang saat melihat pemandangan serba hijau di halaman Kampusnya. Setelah 5 menit berada di kamar mandi, Freya keluar sambil melirik jam tangannya. Jam sudah menunjukkan 10.55, sebentar lagi mata kuliah di kelasnya akan segera selesai, jadi dia memilih untuk pergi ke kantin saja. Sesampainya di kantin, mata Freya tidak sengaja melihat Bara yang sedang duduk di pojok kantin sendirian sambil membaca buku yang ia bawa. Ya, Bara memang masih berstatus Mahasiswa di Kampus yang sama dengan Freya. Bedanya, Bara mengambil jurusan Bisnis dan Manajemen, sedangkan Freya mengambil jurusan Ilmu Komunikasi. Saat ini Bara sudah mulai mengerjakan skripsi, sedangkan Freya masih duduk di bangku semester tiga. Melihat keadaan kantin yang sangat sepi, Freya memberanikan diri untuk mendekati Bara. "Mau dipesenin apa?" tanya Freya tanpa basa-basi Bara mendongak sebentar, kemudian kembali fokus pada buku yang ia baca. Karena kesal, Freya langsung merampas buku Bara dan ia letakkan di meja sampingnya. Mendapat perlakuan seperti itu dari Freya, Bara langsung melihat sekelilingnya. Ia takut jika ada orang yang melihat mereka berdua. Tentunya karena hubungan mereka berdua adalah rahasia. "Ini tempat umum, Freya! Jangan aneh-aneh." kesal Bara, sambil menatap Freya tajam Freya berdecak kesal, "Ck. Lagian sih, ditanyain orang malah diem aja." ucapnya Bara mengabaikan Freya. Kemudian lelaki itu merapikan bukunya dan langsung bergegas pergi meninggalkan Freya yang masih berdiri sambil mengepalkan tangannya kesal. "Bara s****n!" umpat Freya Tak lama kemudian, para Mahasiswa mulai berhamburan menuju kantin. Sepertinya jam mata kuliah mereka sudah habis. "Frey!" panggil salah satu teman Freya yang sedang mengantri di depan gerobak bakso Dengan malas, Freya berjalan menghampiri kedua temannya itu. Sebenarnya moodnya sudah hancur, namun mencium aroma bakso membuat perut Freya kembali lapar. "Mau makan apa?" tanya salah satu temannya yang bernama Mika Mika dan Teresa adalah teman Freya sejak awal masuk kampus. Dari semester awal sampai sekarang, mereka bertiga selalu mendapat kelas yang sama. Hal itu yang membuat persahabatan mereka semakin erat. "Pengen bakso." jawab Freya "Yaudah lo duduk aja, biar gue pesenin." sahut Teresa "Sama es teh dua gelas." ucap Freya sambil berjalan pergi meninggalkan Mika dan Teresa "Buset dah. Satu aja biasanya nggak habis." gumam Mika Sepuluh menit kemudian, Mika dan Teresa menghampiri Freya sambil membawa satu nampan yang berisi tiga mangkok bakso dan empat gelas es teh manis. "Terima kasih, teman-temanku yang cantik." ucap Freya sambil membantu Teresa memindahkan makanan mereka ke meja Karena perut mereka sudah terlalu lapar, mereka langsung melahap habis makanannya. Setelah itu, barulah mereka mulai membuka pembicaraan. "Lo sibuk nggak, hari ini?" tanya Mika "Nggak tau, kenapa emang?" jawab Freya "Gue sama Tere mau ke bioskop nanti malem. Mau ikut nggak?" ucap Mika Freya menghela nafas kasar. Semenjak menikah, Freya memang jarang sekali keluar bersama mereka. "Lo tau sendiri kan, Bara itu makin kesini makin posesif. Jangankan ke bioskop, gue main ke rumah Mama aja di spam telfon sama dia." ucap Freya dengan wajah memelas. Jujur saja, ia merasa tak enak hati karena selalu menolak ajakan teman-temannya Teresa menganggukkan kepalanya, ia sangat mengerti keadaan Freya sekarang yang serba terbatas. "Wajar sih. Pasti dia takut, lo kabur lagi ke club malam." ucapnya "Emangnya, lo udah nggak berani ngelawan Bara?" tanya Mika "Bukannya nggak berani Mik. Gue males aja, kalau debat terus sama dia. Mana dia ngancam nggak bakal ngasih uang jajan, kalau gue nggak nurut sama dia." sahut Freya "Yaudah sih biarin aja, saldo di atm lo kan masih banyak." ucap Mika Freya menghembuskan nafasnya lagi, "Masalahnya, atm gue disita sama dia." kesal Freya "Kok bisa?" tanya Teresa "Gara-gara gue belanja online shop sampai habis lima juta." jawab Freya "Buset. Itu apa aja yang lo beli, Freya?" tanya Teresa shock. "Banyak deh pokoknya. Males gue, kalau nyeritain itu lagi." ucap Freya "Kalau dilihat-lihat, si Bara ini tipe orang yang ngeselin ya. Sok cuek, songong, judes, suka ngatur lagi." celetuk Mika Jujur saja, Freya merasa sangat kesal mendengar orang lain mencaci maki suaminya. Meskipun ia sendiri sering melakukan hal itu. Jangankan menghina, bahkan Freya sering melakukan hal-hal diluar batas yang membuat emosi Bara meluap. "Yaudah sih, biarin aja. Yang penting nggak ngerugiin orang lain." sahut Freya cuek Mendengar respon Freya, Mika dan Teresa sontak saling pandang seraya mengerutkan keningnya bingung. Baru kali ini mereka mendengar Freya membela Bara, biasanya wanita itu selalu bersemangat jika ada orang yang menghina Bara. “Jawab jujur! Lo udah ada perasaan kan, sama Bara?" tanya Mika

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Rayuan Sang Casanova

read
3.8K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
30.2K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
8.7K
bc

Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar

read
6.4K
bc

Terjebak Pemuas Hasrat Om Maven

read
32.5K
bc

Desahan Sang Biduan

read
36.9K
bc

Benih Cinta Sang CEO 2

read
19.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook