Bag 6

3629 Words
Kina, Naya dan Hani saat ini sedang duduk di bangku apotek rumah sakit menunggu nama Kina dipanggil untuk menebus obat. Sementara Ibu Ajeng berdiri tak jauh dari tempat mereka duduk dan sedang menerima telepon. Sayup-sayup terdengar apa yang dibicarakan Ibu Ajeng pada si penelepon. "Bunda ndak papa..tapi kasian anak yang nolong Bunda, tangannya harus dijahit.. Hiks..Bunda beneran merasa bersalah, Cah Bagus.. Harusnya Bunda ndak usah teriak. Hikks..." Kina dan kedua sahabatnya memperhatikan Ibu Ajeng yang menelpon sambil mengusap matanya. "Na, Ibu Ajeng nangis tuh." Hani menyenggol bahu Kina pelan. "Samperin aja, Na, dia pasti ngerasa bersalah banget karena lo udah luka." Naya menimpali ucapan Hani. Menghela napas pelan, Kina menghampiri Ibu Ajeng yang posisinya saat ini membelakangi Kina. >>"Bun, Bunda dengerin Ai ya, itu bukan salah Bunda. Namanya musibah, Bun, gak ada yang tau. Bunda yang tenang ya. Ai lagi arah ke rumah sakit buat jemput Bunda, Pak Jamal udah Ai suruh pulang. Sekalian Ai mau ucapin makasih sama dewi penolongnya Bunda itu karena udah bantuin Bundanya Ai tersayang. Bunda denger Ai kan? Bunda jangan nangis lagi ya.. " "Hikks.. I..iya..Bunda coba buat ndak nangis lagi." >>"Promise?" Ibu Ajeng tersenyum mendengar ucapan anaknya di seberang telepon. "Promise." >>"Ya udah Bun, Ai berangkat ya. Assalamualaikum Bunda sayang." "Waalaikum salam, Cah Bagus." Ibu Ajeng memasukkan ponselnya ke dalam tas tangannya setelah yakin Anaknya sudah mematikan sambungan teleponnya. Ibu Ajeng mengusap kedua matanya yang sempat basah karena air matanya tadi. Ibu Ajeng berbalik dan terkejut karena Kina sudah ada di depannya. "Astagfirullah.. Lho, Cah Ayu. Kamu ngagetin Ibu aja." Ibu Ajeng mengelus dadanya sementara Kina tersenyum malu karena ulahnya mengageti Ibu Ajeng. "Maaf bu, saya gak maksud ngagetin Ibu. Dan maaf juga tadi saya sempat dengar apa yang ibu omongin di telepon. " Ibu Ajeng terkejut karena tak menyangka kalau suaranya sebesar itu ketika sedang bertelpon ria dengan anaknya. "Ibu, dengerin saya ya. Ibu Ajeng gak perlu merasa bersalah atas apa yang terjadi sama saya. Ini musibah. Mungkin aja kalau bukan saya, ada orang lain yang nolong Ibu trus kejadiannya sama seperti yang saya alami. Jadi Ibu Ajeng tolong bersikap biasa aja, jangan dibawa sedih. Kalau Ibu sedih malah jadi beban buat saya. " Kina mengucapkannya dengan tulus, terlihat dari sinar yang di pancarkan di mata Kina. Ibu Ajeng yang mendengar ucapan Kina, langsung memeluk tubuh tinggi Kina erat. "Makasih ya, Cah Ayu. Kamu itu anak baik. Ibu ndak akan lupain kebaikan kamu." Kina yang semula tegang karena pelukan tiba-tiba Ibu Ajeng menjadi relax setelah Ibu Ajeng mengusap rambutnya sayang. Sementara Naya dan Hani memperhatikan sambil tersenyum senang karena Kina bisa meyakinkan Ibu Ajeng agar tidak bersedih lagi. Setelah sekitar 30 menit mereka menunggu, akhirnya nama Kina dipanggil karena obatnya sudah selesai di sediakan sesuai resep. Ibu Ajeng dan ketiga wanita muda itu berjalan keluar pintu rumah sakit menuju lobby utama. "Bu, saya sama teman-teman pamit ya." Kina mengatakan itu setelah mereka sampai di lobby utama. "Lho.. Ibu harus antar kalian. Apalagi kamu, Cah Ayu! Ibu harus bilang sama orang tua kamu atas apa yang terjadi." "Gak usah, Bu. Nanti orang tua saya, biar saya yang kasih tahu, Bu." "Tapi ndak bisa git.." "Gak papa, Bu. Beneran deh. Saya gak sekali dua kali luka kayak gini, malah dulu pernah kena sayat di perut, tapi untungnya cuma luka kecil. Trus pernah jatuh juga dari motor sampai dengkul saya sobek." Ibu Ajeng terkejut mendengar cerita dari bibir wanita muda yang menolongnya ini. "Makanya saya bilang Ibu gak perlu khawatir. Soalnya Mami sama Papi saya udah biasa liat anaknya pulang kayak gini." Kina mengangkat tangan kanannya yang di perban. "Tapi, Cah Ayu.." "Ibu Ajeng jangan merasa bersalah lagi dong ya.. Nanti saya gak bisa tidur gara-gara mikirin Ibu Ajeng." Kina mencoba meyakinkan Ibu Ajeng. Akhirnya, dengan sangat terpaksa Ibu Ajeng mengiyakan keinginan Kina. Sebelum berpisah, Ibu Ajeng kembali memeluk Kina sayang dan setelahnya memeluk Naya dan Hani bergantian. Baru beberapa menit Kina dan kedua sahabatnya pergi, datang seorang pria muda yang mengenakan kemeja lengan panjang biru muda yang sudah di gulung sampai siku, dengan celana bahan hitam lengkap dengan sepatu pantofel menghampiri Ibu Ajeng yang sedang duduk di bangku yang di sediakan di lobby utama rumah sakit. "Bun.." "Cah Bagus!!" Ibu Ajeng langsung memeluk pria muda itu dan menyandarkan kepalanya di d**a pria muda itu. "Mana Bun, dewi penyelamatnya Bunda?" Pria Muda itu melihat sekeliling lobby yang sepi. "Sudah pulang. Dia ndak mau Bunda antar pulang. Katanya Bunda ndak boleh merasa bersalah, kalo ndak dia bakal sedih. Aduh beneran anak baik dia." Ibu Ajeng menceritakan sosok Kina dengan antusias, sementara pria muda itu hanya mendengar dan tersenyum melihat betapa ekspresifnya sang Bunda. "Aduh Gusti!!" Tiba-tiba Ibu Ajeng berteriak dan menepuk keningnya. "Kenapa Bun? kenapa?" tanya Pria itu panik. "Bunda lupa minta nomernya dia!! Aduuhh... Gimana ini, Cah Bagus?? Padahal Bunda mau dekat sama dia. Apalagi Bunda kan ndak punya anak perempuan. Bunda mau angkat dia jadi anak Bunda biar anak Bunda jadi dua." Pria muda itu menghela napas kesal. "Bun, emang Ai gak cukup ya jadi anaknya Bunda?" "Makanya kupingnya itu dengar, Bunda bilang anak perempuan! Kamu jenis kelaminnya apa tho?" Ibu Ajeng menjewer pelan kuping anaknya. "Aduuududuh Bun.. Kuping Ai! Iya maaf deh. Abis Ai kan cemburu, Bun! Kalau Bunda nanti asik sama si Cah Ayu itu, trus Ai main sama siapa??" "Kamu tuh ya, kayak anak kecil aja. Makanya cepat cariin mantu buat Bunda, biar Bunda ndak angkat anak. Udah ayo pulang, Ayahmu pasti cemas pulang dari Belanda kita ndak ada di rumah." Pria muda itu mengikuti langkah Bundanya yang sudah terlebih dahulu keluar sambil cemberut karena Bundanya selalu memintanya mencari calon istri. *********** "Ouch!!! Mata gw!!! Sialan ni kuah mie! Gak kasian apa sama tangan kanan gw yang lagi sakit?? Aduh.. Perih banget!!" Kina mengomel sendiri sambil menggosok matanya yang terkena kuah mie instan yang di pesannya di kantin kampus dengan tangan kirinya. Kina terpaksa makan menggunakan tangan kiri, karena tangan kanannya masih butuh diperban dan masih nyeri. Setelah dua hari tidak masuk kuliah karena demam yang di sebabkan luka di tangannya, Kina hari ini memaksakan diri untuk masuk. Padahal Mami dan Papinya sudah melarang Kina. Bahkan Mami Kina sempat ingin mengurung anaknya di dalam kamar, agar anaknya tidak ceroboh dan terluka lagi. Namun diurungkan karena tahu Kina akan mencari cara untuk kabur dari kamar. Bahkan Kina bisa nekat melewati jendela kamarnya untuk memanjat turun. Kina masih berusaha menggosok-gosokkan matanya untuk meredakan rasa perih yang teramat sangat. "Jangan digosok, sini gw tiupin." Tiba-tiba Geri datang, duduk tanpa permisi di samping Kina dan menahan tangan kiri Kina yang sibuk menjelajahi matanya. "Eh..apaan sih. Lepas ah! Gw bisa sendiri!" Kina mencoba melepaskan lengan kirinya yang di pegang Geri erat namun tidak kencang. "Emang lo bisa niup mata lo sendiri?" "Ya bukan niup lah!" "Trus mau lo gosok sampai bengkak, gitu?" tanya Geri sambil menaikkan sebelah alisnya. "Gw cuma niat nolong, untuk saat ini please otak lo jangan jadi batu, okay?" Geri berbicara dengan suara lembut yang selama ini tidak pernah di dengar Kina. Dan seketika membuat Kina terpana melupakan rasa perih dimatanya. Setelah melihat Kina tenang, Geri melepaskan lengan Kina dan beralih membingkai wajah Kina dengan kedua telapak tangan besarnya . Satu Tangan Geri beralih ke arah mata kanan Kina yang terkena kuah. Dengan perlahan, Geri membuka mata kanan Kina dan meniupnya perlahan. Kina menutup dan membuka matanya kembali seiring tiupan Geri dimatanya. Geri melakukannya berkali-kali dengan lembut. "U-u-udah Kak, udah gak perih." Kina mendorong d**a Geri agar menjauh darinya. Jantung Kina berdetak sangat cepat ketika tadi tanpa sengaja melihat bibir Geri yang berada tepat di matanya. Tanpa Kina tahu, Geri pun merasakan hal yang sama. Bulu mata lentik Kina dan mata indahnya seakan menyihir Geri. Untung saja Geri tidak lepas kendali untuk mencium kening Kina. Kalau sampai dia lepas kendali, entah apa yang akan dilakukan Kina padanya. Mungkin akan di jadikan perkedel atau mungkin daging giling, Geri sampai bergidik ngeri membayangkannya. "Tangan lo kenapa?" tanya Geri setelah selesai dari kegiatannya tadi. "jangan geser! Kata lo kemarenan gw gak bau badan? Apa sekarang badan gw bau.. Hhmm??" Geri menginterupsi gerakan Kina dengan ucapannya ketika dirasa Kina hendak menggeser duduknya di bangku panjang yang mereka duduki. Dengan kesal, Kina pun tak jadi menggeser duduknya dan berusaha fokus dengan garpu di tangan kirinya kembali yang siap untuk mengambil mie instan di dalam mangkuk didepan Kina. "Sini biar gw bantuin." Geri menggeser mangkok mie instan Kina ke hadapannya dan mengambil garpu dari genggaman Kina namun Kina berusaha mempertahankan garpu di tangannya. "Lo mau mata lo dua-duanya kena kuah?? Nanti bukannya asik makan malah asik gosok-gosok mata. Nurut deh sekali-sekali sama Aa Geri yang baik hati ini." Geri tersenyum jenaka sambil memainkan alisnya naik turun. "Hoekk.. Jijay lo! Gw bisa mak.." "Berisik ni Preman. Tar gw panggil bagian keamanan ya, biar lo di tangkep." Geri akhirnya berhasil merebut garpu dari tangan Kina. "Jayus lo!" "Iya emang. Udah ni coba buka mulutnya.. AAAAAA..." Geri menyodorkan mie instan yang sudah digulungnya ke arah mulut Kina sambil melebarkan mulutnya agar Kina mengikuti gerakan mulut Geri. "Gw bukan bocah! Siniin garpu gw!!" Geri meninggikan garpu yang hampir berhasil direbut Kina. "Emang lo bukan bocah, tapi tangan lo lagi sakit. Jadi tolonglah Lex, jangan jadi batu gw bilang. Lo kan bukan Malin Kundang." "Dan lo bukan Emaknya Malin Kundang yang bisa kutuk gw jadi batu!! Siniin garpunya!!" desis Kina sambil masih mencoba merebut garpu dari tangan Geri. "Astagfirullah, Lex! Tangan lo itu lagi sakit, lagian gak baik makan pakai tangan kiri." "Ish..lo mau gw tendang ke Planet Mars??!!" ancam Kina datar dengan tatapan tajamnya. "Ya gapapa lo tendang gw. Tapi abis lo makan, okay??" Geri tersenyum dengan manis dan sukses membuat Kina terpana walau cuma sebentar. "Aarrrggghhh!! Mau lo apa sih Kak?!!" Kina bertanya dengan nada frustasi sambil mengacak rambutnya sendiri dengan tangan kirinya. Sementara mahasiswa dan mahasiswi yang berada di kantin berbisik-bisik ria melihat Geri dan Kina. "Cuma mau nyuapin lo, only that. Sekarang ayo buka mulutnya yang lebar ya, Eneng Alex." Geri kembali menyodorkan garpu yang sudah berisi mie. Dengan sangat terpaksa Kina menyambut suapan Geri namun dengan tatapan mata tajam. "Abis ini gw tendang lo ke antariksa!" Kina mengatakannya dengan berbisik setelah mengunyah mienya. "Iya..iya.. Lo boleh tendang gw kemanapun abis ini. Tapi gw saranin lo tendang gw ke hati lo aja. Ayo AAAA lagi yang lebar, Neng." Kina kembali menerima suapan Geri berkali-kali sambil sesekali menginjak kaki Geri dengan sepatu boots sport andalannya. Sementara Geri hanya meringis sebentar setelah itu tersenyum kembali sambil masih menyuapi Kina. Kegiatan mereka berhenti seiring dengan habisnya mie instan di dalam mangkok. "Lo cari apaan?" Geri melihat Kina yang kesusahan Karena merogoh tas ranselnya menggunakan tangan kirinya. Kina diam saja tanpa ada niat untuk membalas pertanyaan Geri karena masih kesal dengan apa yang dilakukan Geri padanya tadi. "Ck.. Muka datar. Sini gw bantu, lo mau cari apaan? Biar gw ambilin." Geri berhasil merebut tas ransel dari tangan Kina. Sementara Kina memutar bola matanya malas. "Tisu!" "Oke.. Gitu dong yang nurut. Udah tau tangan lagi sakit, jangan maksain lah sebelum gw panggilin Emaknya Malin Kundang buat beneran kutuk lo jadi batu." "Haha.. Gak lucu lo!!" balas Kina tanpa minat yang membuat Geri tersenyum sableng. Geri mengambil tisu di dalam tas Kina dengan mudah dan langsung memberikannya pada si empunya. "Mau gw lap'in sekalian gak mulutnya?" "Baik banget ya lo! Tapi tidak perlu, terima kasih! Gw bisa lakuin sendiri!" Kina mengusap bibirnya kasar untuk membersihkan sisa kuah yang berada di sekitar mulutnya sambil menatap Geri tajam. Geri hanya tertawa geli melihat kelakuan Kina. "Tangan lo kenapa?" tanya Geri dengan wajah serius dan terlihat kekhawatiran di matanya. "Gapapa.. Gak sengaja luka karena jatuh. Tapi udah diobatin, jadi tinggal tunggu kering do.. ang.." Kina menjelaskan panjang lebar dan setelahnya langsung terdiam karena tanpa sadar, Kina ingin agar Geri sedikit lega dari kekhawatiran yang sempat di tangkap Kina yang terpancar dari mata Geri. "Jatuh dimana? Kok lo bisa jatuh? Makanya hati-hati, Lex. Trus gimana sama tugas-tugas sketsa lo?" "Lagi gak ada tugas. Udah deh jangan berisik kayak emak-emak rebutan barang diskon! Namanya musibah! Gw masuk kelas dulu. Makasih udah bantuin gw pake MAKSA! Ish.. Kalau gw gak buru-buru masuk kelas, udah gw tendang lo ke atas Monas biar nyangkut di tugunya sekalian!!" desis Kina kesal. Setelah mengatakan itu, Kina berdiri dan langsung bergegas pergi dari hadapan Geri yang tertawa karena ucapannya. Geri masih terdiam di bangku kantin dan memperhatikan Kina sampai menghilang dari pandangan. Senyum yang tadi ditunjukkan pada Kina hilang dan berganti dengan wajah serius. Geri masih memikirkan luka di tangan Kina. "Kenapa lo sampai luka sih? Seharusnya lo gak ceroboh, Lex! Gw kan gak selalu ada selama 24 jam di samping Lo! Please jangan luka lagi.. " Geri bermonolog dengan rahang mengeras dan tangan mengepal kuat. Tadi ketika dia masuk kantin, tanpa sengaja Geri melihat wanita yang sudah dua hari tidak dilihatnya sedang kesusahan. Geri menghampiri dan sempat terkejut dengan keberadaan perban di telapak tangan kanan Kina. Tanpa memikirkan Kina akan marah atau tidak padanya, Geri nekat duduk disamping gadis cantik jutek yang sudah mengisi seluruh hatinya itu. Yang Geri mau lebih dekat dengan pujaan hatinya, walaupun kemungkinan dia akan banyak mendapat perlawanan dari Kina. Namun untuk kali ini Geri tidak akan menyerah dan bertekad mendapatkan hati Kina. ******  Catatan Penulis : ABAIKAN PROMO INI BAGI YANG TIDAK BERKENAN. SILAKAN LANGSUNG BACA SAJA CHAPTER SELANJUTNYA. TERIMA KASIH Baca ceritaku yang lainnya ya gaes. Untuk seri Keluarga Danudirja, kalian bisa mampir ke 2 novelku yang lain selain Kina : 1.       CHAIN OF THE PAST ( Kisah Bara dan Hani ) END Kalau yang satu ini, kisah cinta Aa-nya si Kina, anak tertua di keluarga Danudirja, Bara Afridzal Danudirja. Bara Danudirja yang baru saja pulang dari Jerman setelah menempuh pendidikan di sana, dijodohkan sang mami dengan salah seorang sahabat dari adiknya si Kinanti, Farhani Diandra Wijaya, wanita separo bule yang berprofesi sebagai artis sekaligus model di negara ini. Sang mami terobsesi pada Farhani, sampai ingin menjadikan wanita separo bule itu menantunya. Di pertemuan pertama mereka, Bara dan Farhani sama-sama terkejut dan sama-sama merasakan hal yang aneh. Terlebih Farhani, yang sangat tahu siapa itu Bara. Mereka pernah bertemu di masa lalu karena suatu kejadian. Farhani pikir, dia tidak akan bertemu dengan Bara kembali. Tapi nyatanya takdir berkata lain. Mereka kembali dipertemukan setelah sekian lama. Apakah Bara mengenalinya seperti dirinya mengenali pria itu? Silakan baca kisah mereka selanjutnya. Kalian bisa ketik judul novel Bara di kolom pencarian. 2.       MY ASSISTANT, MY ENEMY Kalau yang satu ini, kisah cinta adik Kina satu-satunya, anak bungsu di keluarga Danudirja, Dino Rasendriya Danudirja. Si Aktor songong yang berjanji pada diri sendiri untuk tidak akan pernah jatuh cinta.   “Gue mau pesan ember merah apa ada?” tanya Dino setengah berbisik, yang mampu membuat bulu roma Alea meremang tanpa sebab. “E-eng… i-itu kami gak menyediakan ember, Mas,” jawab Alea berusaha setenang mungkin. “Kalau alat pel?” tanya Dino kembali semakin memajukan wajahnya. “Eng… ka-kami juga gak menyediakan alat pel. Ke-kenapa Mas mencari yang gak ada di sini?” tanya Alea gugup. “Karena kita berdua pernah terhubung gara-gara dua benda sialan itu!” desis Dino tajam yang semakin memajukan wajahnya sampai hidung mereka hampir bersentuhan. “Sa-saya gak ngerti maksud Anda, Mas,” balas Alea sambil memundurkan kepalanya agar hidung mereka tak sampai bersentuhan karena tindakan mengintimidasi DINO SIALAN SOMBONG RASENDRIYA SUPER NGESELIN DANUDIRJA di depannya ini.   Alea Karyssa Mustafa dan Dino Rasendriya Danudirja tak menyadari, jika pertemuan konyol mereka adalah awal dari tumbuhnya sebuah rasa… Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Kalian bisa ketik judul novel Dino di kolom pencarian.    Aku punya novel lain juga selain seri Keluarga Danudirja. Siapa tahu kalian berkenan untuk baca : ) : 1.       MY FIERCE ANGEL ( Kisah Naya dan Yvan ) END Kalau kisah yang satu ini, kisah salah satu sahabat Kinanti Alexa Danudirja, Kanaya Safira, wanita mungil berusia dua puluh satu tahun yang punya kepolosan tingkat akut. Naya, begitu biasa dia disapa, tak suka pada sosok David Yvan Hermawan, sang cassanova kampus yang digilai banyak wanita di kampus mereka karena hasutan sang sahabat, Farhani, yang mana adalah mantan kekasih Yvan. Naya membenci Yvan sebesar Farhani membenci pria itu, tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sementara itu, Yvan tak menyangka jika dia bisa jatuh hati pada sosok mungil bernama Kanaya Safira, yang akan selalu menampakkan taringnya jika mereka tak sengaja berpapasan. Getaran aneh di hati Yvan timbul karena sebuah kejadian konyol di sebuah toko buku. Semakin hari, rasa untuk Naya tak bisa dibendungnya lagi. Akhirnya Yvan memutuskan untuk mengejar cinta seorang Kanaya Safira. Sialnya, Yvan harus kerepotan membuat Naya jatuh cinta padanya, karena Naya sudah membenci pria itu. Yvan bisa saja menyerah untuk mendapatkan hati Naya. Bahkan jika dia ingin, dia hanya tinggal menunjuk wanita mana saja untuk dijadikan kekasih. Tapi sialnya, hati tak bisa berbohong, saat yang dia inginkan hanya lah wanita mungil itu. Dapatkah Yvan merubah kebencian di hati Naya menjadi sebuah rasa cinta untuknya? Silakan baca kisah perjuangan Yvan di aplikasi DREAME / INNOVEL. Ketik judul di kolom pencarian, dan simpan ke library kalian jika berkenan.   2.       UNEXPECTED MATE ( Kisah Zee Zee dan Putra ) END Kisah ini sebenarnya adalah side story dari kisah CHAIN OF THE PAST, tapi kisah ini aku gabungkan di cerita MY FIERCE ANGEL karena satu dan lain hal. Silakan cari bab-bab yang berjudul UNEXPECTED MATE di dalam cerita MY FIERCE ANGEL untuk mulai membaca kisah Zee Zee dan Putra. Jika ingin lebih tahu siapa itu Zee Zee dan Putra, kalian bisa baca kisah Bara lebih dahulu. Pepatah berkata jarak antara cinta dan benci hanya lah setipis kertas. Mungkin ini lah yang terjadi pada Zee Zee dan Putra. Tom and Jerry abad baru, begitu julukan yang disematkan untuk mereka dari para sahabat dua orang berbeda jenis kelamin ini. Zifanya Aquinsha Gustaf Wanita 28 tahun yang biasa dipanggil Zee Zee ini sengaja mengasingkan diri karena malu atas perbuatan buruk yang pernah dia lakukan. Sayangnya, suatu hari dia terpaksa keluar dari persembunyiannya, saat sang kakak sepupu memintanya hadir di sebuah acara yang digelar sang kakak sepupu.   Ravindra Putra Hardiyasa. Pria tampan 29 tahun. Bertekad tak akan pernah menikah, karena tak ingin melukai hati wanita seperti apa yang pernah diperbuat sang ayah pada ibunya.   Zee Zee dan Putra, dua orang yang terjebak dalam hubungan persahabatan, walaupun sebenarnya mereka saling membenci. Putra tak suka sosok Zee Zee yang manja, sementara Zee Zee tak suka pada karakter Putra yang keras. Namun mereka berdua bahkan tak bisa menolak, saat takdir malah mempersatukan mereka dalam ikatan pernikahan.   “Kamu pikir pernikahan itu sebuah permainan?!” sinis Zee Zee sambil memandang Putra tajam.  “Aku gak pernah menganggap pernikahan adalah permainan, Zee!” balas Putra tajam.   Bisakah cinta tumbuh di antara sahabat rasa musuh ini? Apakah benci pada akhirnya akan berubah menjadi cinta? Atau… justru tetap tak berubah pada akhirnya. Silakan baca kisah mereka selanjutnya hanya di novel MY FIERCE ANGEL ya. Cari bab-bab yang berjudul UNEXPECTED MATE.   3.       SEPENGGAL KISAH GAMA ( Gama dan Desi ) END Kisah yang satu ini adalah side story dari cerita DIA, SI PREMAN KAMPUSKU ya. Kalian bisa baca kisah Kina dulu, baru cari kisah Gama buat tahu siapa itu sosok Gama.   Gama Arya Handoko, pria 23 tahun. Pergi ke kelab malam dan free s*x sudah menjadi kesehariannya menjalani hidup semasa remaja. Berganti pasangan seperti menjentikkan jari baginya, karena harta dan wajah rupawan yang dia miliki. Namun, karena kesalahan fatal yang dilakukannya pada sang mantan kekasih, membuat Gama terpaksa pergi dari Indonesia. Kini setelah lima tahun berlalu, Gama kembali untuk mempertanggung jawabkan itu semua. Sasmita Desi Ningrum, wanita 21 tahun yang memiliki cinta terpendam sejak duduk di bangku SMP pada sang kakak kelas, sang cinta pertama. Namun karena suatu hal, terpaksa harus menekan perasaan cinta yang dia miliki.   Gama tak sengaja kembali bertemu dengan Desi, adik kelas lugunya di sebuah mall di Ibukota setelah dia kembali ke Indonesia. Tanpa mereka berdua tahu, pertemuan itu adalah awal dari terbongkarnya semua rahasia yang terpendam selama ini.   Rahasia apakah yang terjadi di antara mereka? Pantaskah dua orang yang membuat kesalahan besar di masa lalu mendapatkan kebahagiaan? Silakan baca kisah mereka di lapaknya sendiri ya. Kalian bisa langsung ketik judulnya di kolom pencarian, dan masukkan ke library kalian jika berkenan. 4.       MR. CEO, PLEASE SLEEP WITH ME Cerita ini adanya di novel MY ASSISTANT, MY ENEMY ya. Silakan cari bab-bab yang berjudul MR. CEO, PLEASE SLEEP WITH ME di dalam cerita MY ASSISTANT, MY ENEMY untuk mulai membaca kisah Gevan dan Alina.   Alina Prisila, wanita berusia 23 tahun yang bekerja di Perusahaan raksasa Bagaskara Corp sebagai staff administrasi. Perusahaan yang bergerak di bidang retail. Wanita bertubuh seksi namun tertutupi pakaian longgar itu, sudah dua tahun belakangan menyukai bahkan mungkin mencintai sang CEO di perusahaan tempatnya bekerja itu.   Kendrick Gevan Bagaskara, si pria blasteran Inggris, CEO sekaligus pewaris satu-satunya Bagaskara Corp. Pria 28 tahun yang terkenal tak tersentuh wanita.   Alina mencintai Gevan, tapi Gevan tak suka wanita.   Lalu, bisakah Alina mendapatkan hati Gevan? Sementara dari gosip yang beredar, Gevan adalah seorang gay. Silakan baca kisah mereka selanjutnya hanya di novel MY ASSISTANT, MY ENEMY ya. Cari bab-bab yang berjudul MR. CEO, PLEASE SLEEP WITH ME.   Kalau ada yang tanya cerita satu dan yang lain saling sambung menyambung ya? Jawabannya ‘iya’ bener sambung menyambung kayak gerbong kereta… wkkwkw… Tapi bukan berarti aku maksa kalian buat baca semua ceritaku ya. Kalian bebas menentukan pilihan mau membaca semuanya atau tidak, karena walaupun sambung menyambung, tapi masih bisa dibaca terpisah kok. Kisah cinta mereka berbeda, jadi kalian gak perlu baca yang lain kalau tidak mau. Dan aku beri tahu dari sekarang, semua cerita yang kusebutkan di atas sudah terkunci semua, alias harus pakai koin untuk membaca sampai ENDING. Aku gak perlu menjelaskan lagi masalah koin ya, karena aku sudah menjelaskan di bab sebelumnya. Sekian promoku kali ini… wkwkwk… Sehat selalu buat kalian semua. Love you all
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD