TSOL (2) - LIMA PULUH DUA

1436 Words

Saat mobil Aktha sudah meninggalkan perusahaannya, Belva pun keluar dari perusahaan dan menghentikan taksi untuk pergi ke suatu tempat. "Perusahaan Desain Armetik." "Baik, Bu." Supir taksi itu mengangguk mengerti lalu mengemudikan taksinya menuju tempat tujuan yang disebutkan oleh Belva. Belva menghela nafas panjang sambil memandang ke arah jendela untuk melihat pemandangan kota Jakarta yang dihiasi bangunan pencakar langit nan mewah. Ia masih memikirkan pertengkarannya dengan Aktha tadi, ia tahu jika Aktha cemburu pada masa lalunya yaitu kedekatannya dengan mendiang Agas. Belva pun mencoba untuk mengerti dan memahami hal itu namun ia tak mampu karena bagi logikanya, Agas sudah meninggal, ia tak mungkin bersama lagi dengan Agas karena sudah berbeda dunia dan Aktha seharusnya tidak lag

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD