JAGA JARAK "Dinda" Juna sudah naik ke atas tempat tidur. Diangkat kepala Dinda agar berbantalkan lengannya. Diusap lengan Dinda yang memerah, karena bekas cengkeraman jemarinya. Ada penyesalan yang dalam di hatinya. Diraih dagu Dinda, agar ia bisa melihat wajah Dinda. Wajah itu kaku, tatapan itu beku, bibir itu .... 'Peluk dia, cium dia ....' Juna teringat ucapan Dimas. Juna mendekatkan wajah, dilumat bibir Dinda dengan penuh kelembutan. Juna bisa merasakan, bibir Dinda yang terasa sangat dingin. Tapi Juna tidak peduli, terus dilumat bibir Dinda dengan lembut. Beberapa kali Juna melepaskan pagutan bibirnya, agar mereka berdua bisa bernafas. Entah sudah berapa lama ia memagut bibir Dinda, tapi Dinda belum juga membalas ciumannya. Mata Juna terbuka, agar bisa melihat ekspresi waja