INGAT, KAU ISTRIKU Juna berdiri di depan pintu kamar Dinda. "Dinda!" "Ya Bang." Dinda muncul di ambang pintu. "Mau sholat dzuhur sama-sama?" "Boleh." "Aku tunggu di kamarku ya." "Heeumm," Dinda menganggukan kepalanya. Walaupun berbagai ide jahil berselewiran di benaknya, tapi Dinda berusaha menahan diri, ia agak trauma dengan kemarahan Juna, yang membuat lengannya memar karena cengkeramannya. Setelah selesai sholat dzuhur. "Aku mau istirahat ya Bang, kalau aku ketiduran, bangunkan waktunya Ashar ya," ucap Dinda dengan suara, dan gayanya yang sangat manis. "Ya" Juna menganggukan kepala, di tatap punggung Dinda yang ke luar dari kamarnya. 'Baru seminggu menikah, sudah banyak hal yang terjadi, apa kami akan terus seperti ini? Apa aku masih menunggu dia, yang selama ini kunanti?