Tiba-tiba suara tangis Theodore terdengar dari dalam rumah, memecah keheningan di antara mereka. Raymond tersenyum tipis. "Sepertinya ada yang kangen sama ibu susunya." Amara ikut tersenyum, senyum kecil yang perlahan menghapus bayang-bayang kelam masa lalu dari wajahnya. Gadis itu membuka pintu mobil dan turun dengan langkah yang lebih ringan dari sebelumnya. Di teras, Juwita sudah berdiri sambil menggendong Theodore. Begitu melihat Amara, bayi itu langsung mengangkat kedua tangan mungilnya, seolah minta dipeluk. "Oma tahu kalau kamu sudah kangen sama Amara," gumam Juwita pada bayi tampan itu. Amara segera memeluk bayi itu erat. Dia berjalan menuju ruang tamu dan mencari posisi nyaman untuk menyusui Theodore. Saat bayi itu mulai menghisap putingnya, rasa hangat yang nyaman perlahan