7. Kedatangan Barney yang Mencurigakan

1613 Words
Robert Lombardi memiliki seorang istri bernama Elenora Lombardi. Dari pernikahan itu, mereka memiliki dua orang anak. Anak pertama mereka adalah Julian Lombardi, saat ini laki-laki itu adalah orang dengan jabatan paling tinggi di Lord Game. Anak keduanya adalah seorang perempuan yang bernama Michel Lombardi. Berbeda dengan para orang dewasa di kediaman Lombardi, Michel dan Julian bersikap lumayan baik dengan Lika. Julian tidak pernah merundung gadis itu meskipun dia juga tidak bersikap akrab. Tapi Lika bisa merasakan kalau laki-laki pendiam itu sering memberikan makanan diam-diam saat tengah malam. Karena itu Lika tidak pernah menyinggung laki-laki itu. Michel berbeda dengan Julian yang pendiam. Gadis itu justru sangat baik pada Lika dan sering terang-terangan membelanya di depan kedua orang tuanya. Lika bisa bersekolah di tempat yang cukup bagus juga berkat bantuan Michel. Banyak baju-baju Lika yang juga dibelikan oleh Michel. Alasan kenapa pelayan di kediaman Lombardi tidak ada yang berani merundung Lika juga karena kedekatannya dengan Michel. Karena itu Lika sangat menghormati dan menyayangi Michel seperti saudaranya sendiri. Barney Lombardi sendiri adalah adik dari Robert. Laki-laki itu menikah dengan seorang Bangsawan yang cukup tinggi bernama Lucy. Dia juga memiliki dua orang anak. Tapi karena Barney menikah terlambat, anak-anaknya masih belum dewasa. Anak pertama Barney Bernama Aaron Lombardi sementara anak keduanya adalah Lilibeth. Aaron baru berusia kurang lebih tujuh tahun. Tidak beda jauh dengan usia Oscar saat ini. Sementara Lilibeth baru berusia lima tahun dan sangat lengket dengan kakaknya. Berbeda dengan Robert dan Nora yang berkuasa di kediaman Lombardi, Barney cenderung tersisih karena Lukas selalu mengutamakan Robert yang merupakan anak pertama. Dia dan istrinya sangat patuh pada Robert dan Nora. Sementara Robert mendapatkan Lord Game dari Lukas Lombardi dan sekarang sudah diwariskan pada Julian Lombardi yang merupakan anak pertama, Barney hanya mendapatkan perusahaan layanan Rumah Tangga Online yang diberi nama Kring Service. Omset Kring Service tidak ada setengahnya Lord Game. Tapi selama bertahun-tahun, Barney terlihat tenang dan tidak mempermasalahkan hal itu. Tapi bagi Lian, keberadaan Barney yang sampai mencari Lika ke setiap Apartemen sendiri terasa sangat aneh. Lombardi terkenal memiliki banyak uang meskipun mereka bukan Pewaris keluarga utama. Kenapa Barney sampai bergerak sendiri, seolah dia sangat terburu-buru ingin menemukan Lika agar kasus kematian Robert cepat selesai? "Paman Barney bukan orang yang seaktif ini. Dia cenderung tidak suka ikut campur urusan orang. Dan kita semua juga tahu kalau kasus ini sudah di tangani oleh Polisi. Kenapa paman Barney sampai bergerak sendiri mencari pelakunya kalau Polisi sudh bergerak besar-besaran mengingat kasus pembunuhan ini sangat membuat gempar?" Pertanyaan yang di ajukkan oleh Lika ketika mereka sedang melewati lorong yang merupakan titik buta CCTV, semakin menambah kecurigaan Lian. "Ayo kita hadapi langsung untuk menilainya secara psikologi. Kamu lebih mengenalnya, karena itu kamu akan tahu jika dia terlihat aneh. Itulah alasan kenapa aku menawarkan agar dia bertemu denganmu langsung. Aku tidak bermaksud membuatmu berada dalam bahaya karena ada kemungkinan juga dia mengenalimu kalau kamu tidak hati-hati." balas Lian dengan tenang. "Kenapa kamu menjelaskannya sampai sedetail itu padaku? Apakah kamu takut aku salah paham Rony? kamu takut aku menganggapmu pengkhianat dan membuat nilaimu turun dimataku hmm? Apakah Rony sedang berusaha menjaga nama baiknya di depanku?" ucap Lika sambil tersenyum geli dengan wajah yang sangat dramatis. Wajah Lian langsung terlihat masam. Telinganya kembali memerah dengan menggemaskan. Laki-laki itu memilih diam saja tidak membalas meskipun kikikan Lika sangat mengganggunya. "Apakah Tuan Muda Rony sudah mulai mengharapkan nama baiknya terjaga di depanku? Aku sungguh terharu." Lika semakin menjadi. "Jangan-jangan..." Lika sengaja menggantung kata-katanya. "Mana mungkin aku menyukaimu? jangan besar kepala!" potong Lian cepat dengan kesal. "Menyukaiku? padahal aku mau bilang jangan-jangan kamu ingin menjadikan aku teman dekatmu, tapi kenapa otakmu berpikir ke arah sana? Jangan-jangan kamu baru saja mengatakan apa yang sebenarnya ada di kepalamu. Aduh! gadis cantik ini jadi berdebar karen kemungkinan di sukai oleh Tuan Muda Roni yang tampan." balas Lika dengan tawa yang menyebalkan. Dan tiba-tiba saja Lika mengagumi satu hal ketika mereka sampai di Lobby Apartemen itu. Yaitu perubahan ekspresi Lian yang menganggumkan. Telinganya tidak terlihat memerah lagi dan Ekspresinya berubah menjadi tanpa ekspresi seolah dia tidak baru saja diledek oleh Lika. Kemudian ketika mereka berdua sampai di hadapan Barney, Lian berubah menjadi sangat ramah dan sopan sambil memperkenalkan Lika. "Selamat malam Tuan Barney Lombardi, saya Orliana Bucker, penghuni baru di tempat ini." Lika memperkenalkan dirinya lagi dengan sopan tanpa kegugupan sedikitpun. Tanpa sadar Lian cukup bangga dengan sikap Profesional Lika. Barney terlihat menatap Resepsionis untuk memastikan. "Benar tuan Barney, beliau adalah Orliana Bucker. Kebetulan beliau adalah salah satu pegawai di Lord Game yang baru masuk bersama Tuan Rony. Karena itu mereka secara otomatis di rekomendasikan Apartemen ini oleh perusahaan." Resepsionis itu menjelaskan. "Ah begitu, saya minta maaf karena sudah menganggumu tengah malam begini. Saya hanya sedang mencari seseorang yang tiba-tiba saja menghilang setelah melakukan kejahatan yang tidak termaafkan. Sebagai kompensasi, silahkan gunakan Voucher ini jika kamu butuh pelayanan Rumah Tangga di Kring Service." balas Barney lembut sambil memberikan beberapa lembar Voucher pada Lika. "Ah, tidak perlu Tuan Barney! Saya tidak keberatan di ganggu tengah malam karena saya tahu keadaannya memang sedang genting." Lika berusaha menolaknya dengan sopan. "Jangan di tolak! suatu saat kamu akan butuh. Bagikan sebagian pada temanmu juga." Barney tetap bersikeras memberikannya sebelum berpamitan pergi. Keduanya lalu masuk lagi ke dalam Apartemen. Tapi saat mereka kembali melewati titik buta CCTV, Lian mengambil Voucher itu dan menunjukkan pada Lika sesuatu yang mengejutkan. "Ada alat penyadap di dalam Voucher ini?" ucap Lika kaget menggunakan bahasa Isyarat. "Trik ini bukan hal yang baru di pulau pelangi. Seseorang memberikan Voucher dengan nominal yang sulit untuk dibuang ke tempat sampah dengan dilengkapi penyadap. Akan ada dua keuntungan yang di dapatkan oleh pemberi Voucher ini. Jika penerima memutuskan untuk menyimpannya maka dia akan selalu bisa mengawasi si penerima dengan alat penyadap itu, dan jika penerima memutuskan untuk menggunakan Voucher itu maka dia bisa menggeledah rumah si penerima dengan dalih layanan kebersihan." Lian menjelaskannya menggunakan teks yang dia ketik di ponselnya. Lika mengangguk saja dan tidak berekasi apalagi menjawab. Dia yakin sekali, kemungkinan saat ini Barney sudah mulai memperhatikan semua ucapannya. "Setelah bertemu langsung dengan Tuan Barney, aku jadi penasaran dengan Tuan Muda Julian yang sekarang adalah Boss kita. Apakah dia sama berwibawanya dengan pamannya?" Lika mulai membuat topik yang natural sambil melanjutkan perjalanan menuju unit mereka. "Kenapa memangnya kalau Berwibawa? apakah kamu berencana menggodanya? Dasar genit!" balas Lian ketus. Gadis itu tertawa geli sambil menambok lengan Lian. "Laki-laki yang akan aku goda di dunia ini hanya Rony seorang. Itulah alasan kenapa aku mengikutimu melamar di Lord Game. Beruntungnya aku diterima jadinya kita satu kantor dan bahkan satu Apartemen." ucap Lika sambil mengedipkan matanya. "Dasar menjijikan." "Aku tahu, itu adalah cara kamu mengatakan aku cantik. Karena itu aku senang." Lika benar-benar tidak tahu malu di mata Lian. Tapi anehnya dia tidak merasa terganggu ataupun benci. "Selamat malam Rony, jangan memimpikkan piaman Kodokku yang kampungan ini yah? Tolong mimpikan aku menggunakan lingeri merah dengan belahan yang seksi." Lika berbisik dengan menggoda sambil tersenyum, sukses membuat Lian memerah sampai ke wajah-wajahnya. "Orang gila!" balas Lian kesal sambil mendorong kepala Lika yang mendekat dengan gugup, kemudian berbalik menuju pintu unitnya dengan wajah merah padam. Dibelakangnya ada Lika yang tertawa puas sampai sakit perut. "Rony sayang! aku lupa membagikan Voucher bersih-bersih ini!" teriak Lika ketika Lian sudah hampir masuk ke dalam unitnya. "Gunakan saja sendiri untuk membersihkan otakmu yang kotor itu!" balas Lian dengan lirikan sebal kemudian menutup pintu unitnya dengan keras. Lika kembali tertawa terbahak-bahak karena menggoda Lian sudah menjadi kegiatan favoritnya saat ini. "Dasar menggemaskan! Aku tidak akan membiarkan wanita manapun mendekatimu. Pokoknya kamu harus berteriak mencintaiku di depan semua orang suatu hari nanti." ucap Lika penuh tekad. Wanita itu kemudian masuk ke dalam unitnya dengan perasaan yang lebih baik. "Woah, Vouchernya lumayan juga. Apa aku hadiahkan ke temanku saja supaya lebih berguna yah?" Lika pura-pura menggumamkan rencananya terhadap Voucher itu, agar Acting pura-pura tidak tahunya lebih natural. "Sepertinya dia bukan Lika dan tidak ada hubungannya dengan Lika. Mereka hanya anak muda yang sedang saling jatuh cinta di tempat bekerja saja. Kita akhiri pengawasan dan berikan layanan sesuai dengan Voucher yang aku berikan jika dia menggunakannya." ucap Barney pada supir sekaligus pengawalnya. Lian tersenyum penuh arti mendengar semua itu. Barney tidak berpikir kalau Lian meletakkan kancing baju penyadap andalannya di saku Barney sambil mengenalkan Lika. Dan berkat kancing baju itu Lian jadi tahu rencana Barney, sekaligus memastikan keamanan Lika. "Baik Boss! Lalu apa rencana Boss selanjutnya?" terdengar suara laki-laki yang Lian tebak adalah supir Barney. "Ayo kita sewa pembunuh bayaran untuk mencarinya. Pokoknya kita harus menemukannya dalam keadaan hidup ataupun mati agar kasus Kakaku bisa segera di tutup dan selesai." ucap Barney sambil mendesah. "Sebenarnya pergi kemana anak ingusan itu? Kenapa dia bisa melarikan diri dengan semudah ini sih? Dasar Nolan tidak becus? Bisa-bisanya dia kehilangan Lika di saat-saat paling genting." Barney kembali bergumam dengan kesal. Mendengar semua itu, kecurigaan Lian pada Barney semakin besar. Sebelumnya ada beberapa tersangka yang di curigai. Salah satunya adalah Barney. Lian sudah membahas itu bersama Timnya. Tapi karena sikap Barney yang mencurigakan belakangan ini, Lian menaikkan status Barney sebagai Terduga tersangka Nol menjadi Terduga Tersangka satu. Semakin naik nomornya, berarti dia semakin mencurigakan. Itu adalah cara Lian dan teman-temannya menilai tersangka dalam setiap penyelidikan. "Selamat malam Rony, Btw aku sekarang sudah mengganti Piama Kodok kampunganku dengan Lingeri. Apakah kamu ingin melihatnya?" pesan menjijikan itu datang dari nomor Lika dan sukses membuat Lian tersedak minumannya karena Lika benar-benar mengirimkan foto tangannya sedang memegang bahan Lingeri yang sangat tipis. "Serangga satu ini benar-benar gila! Lagipula siapa yang memberikan nomorku padaku." Dengusnya kesal. "Kamu sendiri yang memberikannya karena kita sudah satu tim. Aku saksinya!" Kael membalas dengusan itu sambil tersenyum geli. Ketiga teman Lian itu cekikikan melihat wajah Lian memerah sambil masuk kedalam kamarnya. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD