Bab 11. Gosip Tentang Sean

1318 Words
“Apa sudah ketemu, Pak?” tanya Bima sedikit berbisik saat dia mengikuti langkah atasannya dari belakang. “Sudah.” Sean terus melangkah dengan pasti menuju ke ruang kerjanya kembali. Dia melangkah sedikit cepat untuk menuju ke lift yang akan mengantarkannya kembali ke ruang kerjanya. Sean memang sengaja melakukan inspeksi mendadak ke kantin, karena dia mendapatkan laporan dari Bima kalau Ellena datang ke hotel pada malam itu. Namun menurut Bima juga, Ellena tidak bertemu dengan Sean meskipun Ellena datang ke hotel. Sean semakin yakin kalau wanita yang bersamanya itu adalah Ellena. Tapi setelah kembali dari kantin, Sean kembali meragu dengan apa yang sudah dia yakini tadi. “Apa benar cuma Ellena yang memakai parfum itu, Pak?” tanya Bima ketika dia dan Sean sudah kembali ke ruang kerja Sean. “Gak. Ada dua orang lagi yang memakai parfum dengan aroma yang mirip dengan yang dipakai Ellena. Coba selidiki mereka, termasuk apa saja yang mereka lakukan setelah mereka pulang dari kantor,” perintah Sean. “Baik, Pak. Dua orang itu siapa, Pak?” tanya Bima agar dia bisa segera menyelidiki orang yang dimaksud oleh atasannya. Sean segera memberitahu asisten pribadinya siapa saja orang yang dia curigai sebagai wanita malamnya. Bima yang ketika datang ke kantin membawa kamera pengintai berbentuk pena yang diselipkan di saku kemejanya, segera membuka file rekaman dari kamera tersebut agar dia bisa segera mencocokkan dengan orang yang dimaksud oleh atasannya. “Pak, apa Bapak yakin dengan yang satu ini?” Bima menunjuk ke laptopnya di mana rekaman itu sedang berjalan. “Gak, gak mungkin dia. Skip aja yang ini,” jawab Sean yang langsung menolak kandidat penyelidikan pada wanita yang bertubuh gemuk. Meskipun tidak ingat siapa wanita yang bersamanya, Namun Sean yakin kalau wanita itu tidak bertumbuh subur seperti salah satu karyawannya itu. Kini hanya ada dua orang yang harus diselidiki oleh Bima agar pencarian ini tidak berlarut-larut. Sean sudah sangat geram karena pencarian wanita itu terasa sangat sulit sekali karena minimnya barang bukti. Jam kantor sudah berakhir. Ellena yang hari ini pekerjaannya selesai lebih cepat, ingin segera pulang karena besok adalah akhir pekan. Dia ingin menikmati akhir pekannya tanpa memikirkan pekerjaan apa pun, sehingga saat Senin nanti, dia sudah siap dengan semua file laporannya yang sudah selesai. Ellena berjalan menuju ke tempat para karyawan menunggu mobil jemputan yang akan membawa mereka pulang. Karena masih banyak yang mengantre, Ellena memutuskan untuk mampir dulu menyapa temannya di meja resepsionis bersama dengan Vira. “Eh Ell, udah dengar kabar terbaru nggak?” ucap teman Ellena yang bekerja sebagai resepsionis di kantornya. “Kabar apa lagi sih? Kamu ini resepsionis, tapi gosipnya up to date banget,” jawab Ellena sambil tergelak ringan. “Ya haruslah, kan kita harus selalu up to date. Katanya tadi di kantin ada kejadian yang cukup bikin tegang loh.” “Di kantin? Maksud kamu soal Pak Sean sidak ke kantin ya?” celetuk Vira. “Bukan itu, justru ini lebih dari itu,” ucap teman Ellena itu yang membuat Ellena semakin penasaran. “Emang ada apaan sih?” Ellena jadi sedikit tertarik dan ingin tahu. Resepsionis itu pun menceritakan kepada Ellena dan Vira tentang kejadian di mana Johan yang bermaksud ingin mempermalukan Sean justru langsung mendapat balasan dari Sean saat itu juga. Untuk menambah bumbu ceritanya lebih menarik, resepsionis itu sedikit menambah ceritanya agar lebih tampak sangat meyakinkan. “Kok aku nggak tahu ya ada kejadian itu. Apa pas aku udah keluar tadi ya,” ucap Ellena yang tidak mengetahui kejadian tersebut. “Kayaknya iya, Ell. Soalnya waktu kita keluar kan Pak Sean baru aja datang,” sahut Vira. “Nah ... pantesan kalian nggak tahu. Gila ya Pak Sean, benar-benar makin keren,” puji resepsionis itu. “Eh tunggu bentar deh, bukannya mereka berteman ya? Tapi kok kayaknya hubungan mereka nggak baik gitu sih.” Ellena mencoba untuk menanggapi hubungan antara Sean dan Johan. “Nah ini yang jadi misteri. Tapi katanya ada yang bilang kalau dulu Pak Sean pernah ditikung gitu sama Pak Johan.” “Masa sih? Ah tapi ngapain juga sih ngebahas masalah urusan mereka. Lagian kan itu urusan pribadinya mereka, jadi nggak usah ikut campur lah.” Ellena ingin mengakhiri percakapan tidak penting ini. “Ibu yang satu ini emang beda. Dia nggak pernah tertarik sama yang namanya gosip di kantor ini. Padahal semua orang lagi nyorot mereka saat ini. Selalu semangat kalo ada kabar tentang Pak Sean.” Vira sangat paham tentang sifat Ellena. “Udahlah, lagian ngapain sih mikirin hubungan masa lalunya Pak Johan sama Pak Sean. Nggak akan naik gaji juga kita kalau nemuin masalah itu. Udah ah ... yuk balik, besok weekend, waktunya kita istirahat.” Ellena ngajak Vira untuk segera masuk ke mobil jemputan yang tampaknya tidak begitu penuh. Ellena dan Vira melambaikan tangannya pada teman mereka yang ada di meja resepsionis. Ellena sudah ingin pulang dan menikmati masa istirahatnya selama akhir pekan. Pikirannya butuh refresh karena dia agak sedikit penat dengan pekerjaannya yang sedikit menumpuk minggu ini. *** Akhir pekan tiba. Seperti rutinitas anak kos lainnya, maka hari ini adalah hari untuk membersihkan kamar kos untuk Ellena. Pagi-pagi sekali Ellena sudah selesai mencuci dan membersihkan kamarnya. Kini dia sedang menikmati sarapan bersama dengan rekan kosnya yang lain sambil bercanda menambah keakraban di antara mereka semua. “Ell, teman sombongmu datang tuh,” seru salah satu teman kost Ellena. Ellena melihat ke arah gerbang rumah kosnya, “Kok temen sombong sih? Lisa baik kok orangnya,” tanya Ellena yang kurang setuju dengan pendapat temannya ketika dia melihat mobil Lisa masuk dalam area rumah kosnya. “Baik apanya, orangnya belagu gitu kok, Ell. Ngomongnya tinggi banget. Baru jadi sekretaris presdirmu aja udah segitu gayanya, gimana coba kalau dia jadi istrinya ... bisa bikin masalah mulu dia pasti,” sahut teman Ellena yang lain. “Ih, kalian tuh nggak tahu Lisa aja. Dia itu baik tahu orangnya. Sorry ya ... aku temuin Lisa dulu,” pamit Ellena yang harus meninggalkan teman-temannya karena Lisa datang. Ellena pun segera mendatangi Lisa yang kini sudah turun dari mobil sambil membawa bungkusan di tangannya. Wanita itu tampak tersenyum pada Ellena dan langsung menuju ke kamar yang disewa oleh Ellena. “Bawa apaan tuh? Tumben pagi-pagi udah ke sini aja,” tanya Ellena sambil mengajak Lisa masuk ke dalam kamarnya. “Lagi bete. Pas beli makan lihat ada lontong sayur, jadi inget kamu. Sarapan yuk,” ajak Lisa sambil memamerkan bawaannya. “Wah seru nih. Padahal aku barusan selesai sarapan loh ... tapi kalau ada lontong sayur, aku nggak bisa nolak pesonanya. Tunggu ya, aku ambil mangkok dulu.” Ellena langsung menuju ke dapur kosnya yang ada di luar kamar. Lisa meletakkan barang-barangnya di atas karpet yang ada di kamar Ellena. Sambil menunggu sahabatnya datang, Lisa menyalakan televisi untuk menemani mereka sarapan nanti. Ellena datang dengan membawa peralatan makan dan juga gelas untuk Lisa. Mereka berdua segera membuka lontong sayur yang masih hangat itu dan segera menyantapnya. “Enak banget lontong sayurnya. Beli di mana ini?” tanya Ellena sedikit berbahasa basi. “Penjual baru sih. Tadinya agak ragu, tapi karena yang beli rame, jadi aku coba aja. Ell, coba minta minum dong,” pinta Lisa sambil mengulurkan tangan yang memegang gelas. “Eh aduh! Ya ampun, tumpah.” Lisa mengadu karena dia tidak sengaja menumpahkan sedikit kuah lontong sayur ke kaos yang dipakainya. “Buruan ganti, Lis. Entar noda kuningnya nggak bisa hilang loh, mana kaos kamu putih lagi. Biar aku rendam di sini. Bentar ya, aku ambil lap dulu.” Ellena segera beranjak ke area kamar mandi di kamarnya untuk mengambil lap kotor. Setelah meletakkan mangkok makannya di atas meja, Lisa segera menuju ke lemari pakaian milik Ellena. Dia sudah biasa mengambil pakaian Ellena sendiri jika dia harus meminjam baju milik temannya itu. Namun saat Lisa membuka lemari pakaian milik Ellena, dia kaget melihat ada sesuatu benda yang ada di dalam sana. Lisa pun segera mengambil benda itu dan menunjukkannya pada Ellena. “Apa ini Ell?” tanya Lisa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD