Malam Yang Ditunggu.

1028 Words

Sore menjelang, Lily membereskan meja kerjanya lebih lambat dari biasanya. Tangannya merapikan dokumen satu per satu, padahal tidak ada yang berantakan. Keyboard laptop ia tekan perlahan, menutup file yang sudah ia simpan dua kali. Gerakan-gerakan kecil itu hanyalah alasan agar ia tetap sibuk, agar ia bisa menunda momen ketika harus benar-benar beranjak dari kantor. Staf lain sudah pulang. Suara tawa di koridor berhenti, suara langkah-langkah bersepatu hak tinggi memudar, dan mesin fotokopi di ujung ruangan pun sunyi. Hanya sesekali terdengar suara lift terbuka lalu tertutup, tanda satu dua staf lembur turun ke lantai bawah. Lampu-lampu kantor mulai dimatikan, membuat suasana lebih redup. Gedung Blackwell perlahan lengang, hanya menyisakan beberapa penjaga keamanan yang berpatroli dan sua

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD