Sejak hari Ethan membela Lily diam-diam di ruang rapat, suasana kantor seperti bergeser. Tidak ada pengumuman resmi, tidak ada yang terang-terangan berubah, tapi Lily bisa merasakannya. Ada tatapan-tatapan baru yang mengikuti langkahnya ke mana pun ia pergi. Ada bisik-bisik samar di balik cubicle yang selalu berhenti mendadak begitu ia lewat. Semula ia berusaha mengabaikan, menutup telinga dengan kesibukan kerja, menundukkan kepala serendah mungkin. Namun, semakin hari, desas-desus itu makin keras, makin sulit diabaikan. “Kenapa Tuan Ethan kelihatan peduli sekali sama Lily?” bisik seseorang yang sengaja tidak menahan suara. “Jangan-jangan ada apa-apa di antara mereka …,” sahut yang lain dengan nada penuh insinuasi. Lily menggigit bibirnya dalam diam. Ia tahu betul gosip di kantor menye