bc

Obsessed Or Love

book_age18+
24.4K
FOLLOW
183.9K
READ
love-triangle
sex
playboy
badgirl
boss
sweet
bxg
campus
city
coming of age
like
intro-logo
Blurb

Trilogi The Man Love Series part 1!

⚠️21+ very very hot & mendetail.

*Diharapkan kebiajakan pembaca. klik love & daftar penggemar untuk mendukung dan menambahkan cerita ini ke reading list kamu*

Nicholas Pratama berpikir bahwa Arletta adalah cinta sejatinya. Ia pernah jatuh cinta sejatuh-jatuhnya pada Arletta. Mereka berdua pernah merasa saling tersakiti, namun berusaha bangkit dengan janji Nicholas yang mengatakan pada Arletta untuk memulai kehidupan yang baru.

Hingga kemudian Nicholas bertemu Serlin Agtha, wanita yang cerdas, terkenal sebagai aktifis kampus, terkenal susah didekati dan polos. Namun Nicholas mengetahui rahasia terbesar Serlin yang membuat Nicholas makin penasaran dengannya.

Serlin seolah selalu menarik diri Nicholas untuk mendekat karena pesonanya, hingga melupakan Arletta yang selalu bersamanya.

Kini Nicholas hanya tinggal memilih, hendak mempertahankan napsu atau cinta sejatinya.

chap-preview
Free preview
Ada Rahasia
Peluh membasahi dahi Nicholas ketika ia menggerakan tubuhnya, memompa kejantanannya di dalam kewanitaan basah wanita yang ia damba. Sesekali desahan itu lolos begitu saja dari mulut Nicholas ketika ia merasakan kewanitaan wanitanya makin menjepit kejantanannya yang terus memompa di dalam sana. Jemari lentik itu menyisir rambut Nicholas yang mulai jatuh ke dahi, kemudian mengusap lembut pipi Nicholas dan menarik tengkuk Nicholas sehingga Nicholas kembali melumat bibir ranum itu seiring hujamannya. "Ahh..." desahan seksi itu membuat Nicholas makin menggila, sehingga makin mempercepat tempo hujamannya. Nicholas meremas buah dada itu dan kemudian menyurukkan hidungnya pada ceruk leher wanita yang memekik tertahan ketika Nicholas menyemburkan keras cairan pelepasannya di dalam sana. Nicholas terus mengerang ketika pelepasannya datang dan kemudian ia mengangkat sedikit tubuhnya, menggerakan kejantanannya kembali keluar dan masuk untuk menuntaskan pelepasannya. Dahi keduanya menempel satu sama lain dan menatap dengan penuh cinta. "Arletta," "Hm?" Arletta mengecup bibir Nicholas, membiarkan Nicholas masih memompanya karena mungkin percintaan mereka akan terus berlanjut. "Aku harus pulang setelah ini. Mau ketemuan sama Bian." Ucap Nicholas dan senyum Arletta perlahan memudar. "Oh, yaudah." Tentu saja kecewa, tapi Arletta juga tidak bisa meminta Nicholas selalu menemaninya di apartemen. Nicholas melepaskan diri dari Arletta dan Arletta kemudian berdiri dari kasur dan kemudian memakai kausnya. "Aku mandi duluan." "M-hm." Jawab Nicholas sambil mengambil ponselnya dari saku celana. Tapi ketika dia duduk di pinggir kasur, tatapan mata Nicholas jatuh pada sebuah buku berjudul "Sexret". Nicholas tersenyum geli—nyaris tertawa, tidak menyangka Arletta membeli novel dengan judul vulgar seperti ini. Nicholas membaca Sebagian halamannya; Lelaki itu berdiri dari duduknya setelah melihatku selesai melepaskan seluruh lingerie yang menempel pada tubuhku. Aku hanya bisa terpaku, membiarkan dia mendekat dan terasa mendominasi. Dia membelai pipiku dan mengecupnya. Kemudian memasangkan penutup mata untukku. "Ray—" "Ssstt. Diamlah, Isabel." Ia membelai bibirku dengan ibu jarinya. "Diam dan nikmatilah semua." Kedua tanganku diangkat, kemudian aku merasakan Ray mengikat tanganku di tiang pole dance yang ada di kamarku. Napasku tertahan, ketika bibir Ray menyentuh tengkukku, mengecupnya, menggigit pelan dan menghisapnya. Telapak tangan Ray kemudian menyentuh buah dadaku dan meremasnya, membuatku mengulum bibir dan berusaha menikmatinya. Hingga kecupan bibir Ray terus turun ke belahan dadaku dan bibirnya terbuka, mulutnya mulai mengulum nikmat puncak dadaku.  Aku tidak bisa menahan desahanku lagi, terlebih ketika merasakan suatu alat dimasukkan kedalam kewanitaanku yang mulai basah. Alat itu bergetar di dalam kewanitaanku, memberikan rasa nikmat yang membuat tubuhku menggelinjang dan mendesah tak karuan ketika Ray terus mengulum puncak dadaku. Selanjutnya, buku itu tiba-tiba tertutup dan Nicholas mengangkat pandangannya. Melihat Arletta dengan handuk putih yang membalut tubuhnya. Nicholas berdeham, membangkitkan kesadarannya yang tadi larut dalam buku erotis itu. Ia kemudian mengusap tengkuknya, sial! Sehabis membaca buku erotis itu dan melihat Arletta hanya dalam balutan handuk membuat Nicholas ingin bercinta lagi. "Ngapain baca-baca? Kepo banget." Ucap Arletta sambil memasukkan buku itu kedalam laci. Nicholas berdeham lagi. "Tumben baca buku yang begituan. Biasanya kamu bacanya buku-buku yang menambah ilmu pengetahuan." "Buku-buku perkuliahan maksud kamu?" tanya Arletta sambil membuka lemarinya. "Itu kan dulu waktu masih kuliah. Sekarang mau ngapain lagi emangnya." Nicholas terdiam. Kini Nicholas sedang masa skripsi dan ia juga sudah memiliki penghasilan sendiri dari restoran franchise yang ia buka dan satu coffe shop terkenal miliknya. Maka dari itu Nicholas mengajak Arletta kembali ke Jakarta dan bahkan Nicholas membelikan apartemen untuk Arletta. Tentu saja tanpa sepengetahuan ibunya. Arletta menjalankan usaha online shop miliknya, menjual berbagai skincare dan kosmetik dari Korea dan hasilnya lumayan sehingga ia juga tidak terlalu bergantung pada Nicholas. Rencana kuliah lagi, tentu ada. Tapi masih nanti, belum saatnya. "Lagian penulis novel ini keren tahu. Dia bagaikan E.L James versi Indonesia." Puji Arletta. "E.L James?" "Penulis novel Fifthy Shades of Grey." "Ohh, kalau film-nya sih tahu." Arletta mengerucutkan bibirnya. "Kamu sih sukanya nonton filmya doang, bukan baca buku." "Iya dong, ena-ena siapa yang nggak suka? "Nic!" Arletta memperingati, namun Nicholas malah terbahak. "Pasti penulisnya hebat banget kalau bercinta." Nicholas mengernyit. "Cewek apa cowok sih penulisnya?" "Nggak tahu, anonym. Namanya juga samaran." Arletta mengingat-ingat. "Dia pakai nama pena Red." "Red? Redi? Redo?" "Ih!" Arletta kembali protes dan Nicholas buru-buru ke kamar mandi sebelum kena lemparan baju dari Arletta. "Tetap aku kan yang paling jago bercinta, Let?" goda Nicholas. "Emang iya?" Nicholas langsung buru-buru keluar dari kamar mandi begitu mendengarnya dan ingin memeluk Arletta, namun Arletta berteriak sambil tertawa dan menahan dada bidang Nicholas. "Mau di buktiin lagi emangnya?" Nicholas menggoda lagi, namun Arletta hanya tertawa. "Nic, aku sudah mandi." "Bisa mandi lagi." Nicholas lalu mengecup tengkuk Arletta. "Sama aku." *** Detik Coffe adalah coffe shop yang didirikan Nicholas bersama teman-teman SMA-nya. Nicholas, Abian dan Kairav. Nama Detik Coffe langsung melejit dan tempatnya jadi terkenal karena yang pertama, Kairav sekarang menjadi aktor terkenal yang sedang naik daun dan digilai banyak wanita. Kedua, Nicholas sudah terkenal karena ia menjadi lelaki muda yang sukses dalam usaha franchise-nya dan pernah menjadi pembicara dalam acara-acara bidang ekonomi dan bisnis. Ketiga, konsep coffe shop yang nyaman, dan kekinian menjadi daya tarik banyak anak muda yang membuatnya nyaman untuk membuat tugas di coffe shop ini, mengobrol, dan lain-lain. Dan setelah dari Arletta, Nicholas langsung ke Detik Coffe untuk membahas event yang akan dilaksanakan di Detik Coffe. Lonceng kecil diatas pintu kaca café berdenting ketika Nicholas mendorongnya. Udara pendingin ruangan dan aroma kopi langsung menyambutnya. Detik coffe tidak terlalu ramai sore ini karena hujan diluar. Hanya ada beberapa mahasiswa mengerjakan tugas disini dan beberapa pasangan yang mengobrol sembari menikmati pesanan mereka. Nicholas tersenyum ketika melihat Abian sedang membuat kopi dengan apron cokelat khas Detik Coffe. Dan Nicholas langsung mendekatinya. "Ice Americano satu ya, kak." Celetuk Nicholas. Abian menoleh, lalu memutar bola matanya malas. "Bikin sendiri aja, kak." Nicholas terbahak. "Jadi, event apa yang mau diadain disini?" Sebelum menjawab, Abian menekan bel diatas meja barista dan tak lama kemudian pelayan datang untuk mengambil pesanan kopi yang baru saja Bian buat. "Meja nomor empat." Kata Bian dan pelayan itu mengangguk. Bian kemudian melepaskan kacamatanya, dan keluar dari konter, kemudian duduk disamping Nicholas yang duduk di depan meja barista. "Ada proposal sponsor masuk ke coffe shop kita. Sponsor buat acara workshop racik kopi gitulah. Gue pikir sih nggak ada salahnya untuk kita mensponsori." "Mau sponsor dana berapa?" Bian menggeleng. "Sponsor tempat aja. Gue sih waktu ngobrol-ngobrol kemarin pihak mereka setuju. Eh, sponsor tempat dan peralatan. Iming-iming dari gue juga nanti Kairav bakal dateng." Nicholas terbahak. "Memanfaatkan teman, lo." "Yeee, apasih yang enggak dalam bisnis. Selagi ada jalan, tikung aja. Lumayan coffe shop kita makin disorot dan banyak barista yang kompeten datang kesini." "Okedeh, gue percaya sama lo pokoknya." Nicholas kemudian tanpa sengaja memperhatikan penampilan Bian. "Lo kelihatan rapi banget ya hari ini. Harum juga. Mau jalan sama siapa lagi lo?" "Heh, jalan sama siapa lagi lo bilang? Gue nggak se fakboi lo yang semua cewek fakultas lo pacarin." Nicholas hanya tertawa. "Kan udah ada Letta sekarang." Abian hanya mendengus. Nicholas ini memang fakboi garda terdepan dari SMA. "Lo nggak ngurusin penulis-penulis lo, Yan?" tanya Nicholas lagi ketika melihat Abian memperhatikan jam di tangannya untuk kesekian kalinya, terlihat resah. "Ini gue mau meeting. Mau ngomongin soal acara bedah bukunya dia. Dia gue ajak janjian disini." Jelas Abian. Selain menjadi owner Detik Coffe, Abian juga salah satu editor buku salah satu penerbit ternama. Dan Abian juga hanya sedang menunggu wisuda, kemudian mungkin Abian akan meninggalkan karir menjadi editor yang sudah ia jalani sejak semester tiga di perkuliahan. "Tapi gue takut dia nggak dateng." Kata Bian khawatir. "Lah?" "Dia tuh udah lama jadi penulis novel dewasa. Novel-novelnya best seller, satu novel kemarin deal diterjemahkan ke Bahasa Inggris dan diedarkan di Amerika. Tapi dia penulis anonym, data penulis cuma diketahui sama gue dan dia selalu menolak wawancara, bahkan bedah buku." Nicholas mengernyit. "Kalau gitu ngapain lo ajak ketemuan? Ujung-ujungnya juga di tolak." "Ya... gue sih iseng aja ngajak ketemuan. Karena udah dua tahun jadi editornya gue nggak tahu wajahnya kaya gimana. Kita cuma hubungan masalah kerjaan lewat email dan tumben banget dia mau ngomongin soal bedah buku ini." Jawab Bian. "Siapa nama penulisnya?" "Gue nggak boleh ngasih tahu nama aslinya." Kata Bian dan Nicholas mencibir. "Cuma nama pena-nya "Red"." "OOHHH!" Teriakan Nicholas sampai mengejutkan Bian dan beberapa pengunjung café lainnya. Nicholas menatap sekitar, menyengir bersalah dan kembali menatap Bian sambil berbisik. "Gue barusan baca novelnya yang judulnya Sexret, punya Arletta." "Nah! Itu salah satu novel dia yang baru terbit. Gimana? Keren, nggak? Gue tuh editornya." Nicholas mengangguk-angguk. "Keren. Bikin gue sama Arletta sex lagi habis baca itu." "Ah, tai." Desah Bian kesal dan Nicholas kembali tertawa. "Udah ah, gue mau ke atas dulu. Nanti ceritain gue, ya, penulisnya kaya gimana?" pesan Nicholas sambil berlalu naik ke atas tangga, menuju ruang kerja owner Detik Coffe. Sedangkan Abian hanya mengabaikan ucapannya. *** Berada di ruang kerja membuat Nic merasa bosan, walau mungkin hanya empat puluh lima menit ia berada disana. Itupun hanya untuk bermain Nintendo sendirian. Biasanya ia bermain dengan Kairav maupun Abian. Dan karena bosan, Nicholas kembali turun ke café, masuk ke konter barista dan melihat keadaan. Pada saat itulah Nicholas melihat Abian duduk bersama seorang wanita dihadapannya. Wanita yang menggunakan sweater berwarna peach dan rambut panjang kecokelatannya. Bian berbicara pada wanita itu sambil mengecek sesuatu pada Ipad-nya dan wanita dihadapan Bian tertawa. Wanita yang... sepertinya tidak asing bagi Nicholas, rasanya Nic pernah beberapa kali melihat wajah itu. Dan ketika wanita itu mengangkat wajahnya, menatap ke konter barista, tatapan keduanya bertemu. Tawa wanita itu perlahan pudar dan buru-buru beralih menatap Abian kembali. Nicholas mengernyit, jemarinya mengetuk-ngetuk meja sembari tatapannya tak lepas dari wanita dihadapan Bian yang kemudian gerak-geriknya tidak lagi sesantai sebelum tatapan matanya bertemu dengan Nicholas. Tak lama kemudian, wanita dihadapan Bian itu pamit. Namun sebelum keluar dan diantar Bian sampai di depan café, wanita itu sempat menatap Nicholas sekilas dan Nic santai saja tersenyum sambil melambaikan tangan padanya. Bagaimanapun juga, wanita itu adalah pelanggan café-nya. "Siapa, Yan?" tanya Nicholas ketika Bian melangkah masuk kembali dan mendekatinya. "Red. Penulis buku itu. Gila, cantik banget kan, ya!?" Bian terlihat bersemangat dan Nicholas hanya mengangguk-angguk. "Kaya nggak asing gue sama wajahnya." Gumam Nicholas. "Semua cewek cantik aja lo bilang 'kaya nggak asing gue sama wajahnya'. Ya gitu, mulut fakboi." Nicholas sontak nyaris memukul wajah Bian, namun lelaki itu segera menghindar dan tertawa meninggalkan Nicholas yang masih memikirkan Red, si penulis novel erotis yang ternyata masih muda dan cantik. *** Sambil memakai pakaian dinas harian BEM Hukum miliknya, Serlin melangkah memasuki gedung FISIP kampusnya bersama beberapa anggota BEM hukum lainnya untuk berkunjung dan saling tukar pikiran dengan BEM FISIP karena ini merupakan salah satu program kerjanya. "Eh, gue ke toilet dulu, deh." Ucap Serlin pada Reno—ketua BEM Hukum-nya. "Duluan aja kalian." "Oke," Reno menyahuti santai dan menuju lift untuk ke ruangan BEM FISIP. Serlin kemudian menuju toilet, tapi langkahnya melambat ketika melihat seorang lelaki yang sedang berada di depan ruangan dosen. Seperti sedang melihat-lihat dari pintu depan, seperti mencari seorang dosen. Serlin menghela napas dan mengabaikan Nicholas Pratama, lelaki fakboi FISIP yang pernah menjadi mantan kekasih sahabatnya. Tidak lama Serlin menghabiskan waktu di toilet, dia kemudian keluar untuk mencuci tangan dan setelah itu dia keluar, menuju ke lift dan menunggu pintu lift terbuka. "Hhh, capek juga ya kalau mau bimbingan skripsi. Capek nunggu." Eluh seorang lelaki di sampingnya, dan lelaki itu adalah Nicholas Pratama. Serlin melirik ke sekitarnya, namun tidak ada orang disekitarnya. Hanya ia dan Nicholas. Lalu Nicholas mengeluh ke siapa? Ke dirinya? Tapi Serlin memilih tidak menjawab. "Eh, ternyata anak hukum ya? Anak BEM Hukum?" tanya Nicholas sok kenal, karena sebenarnya ia sedang memancing sesuatu. Nicholas kemudian semakin mendekat, menunduk dan menatap dada Serlin. Dengan cepat Serlin segera menutupi dadanya panik. "Ng-ngapain sih?!" Nicholas mengerjap. "Mau lihat nama kok, bukan mau mesum lihat dada." Serlin melotot. "Serlin Agatha." Ucap Nicholas dan kemudian pintu lift terbuka, mereka berdua masuk kedalam lift. Serlin menekan angka lima dan Nicholas menekan angka enam. "Suka nulis ya, Serlin?" Serlin menelan salivanya, tidak berniat menjawab. "Gue kemarin baca buku keren gitu. Tapi erotis banget, judulnya Sexret." Nicholas kemudian bersiul. "Suka baca novel erotis gitu nggak sih?" "Gue nggak baca novel erotis." Jawab Serlin santai. Nicholas lalu menoleh menatapnya dan tersenyum miring. "Kayaknya kita pernah ketemu, ya?" Lift sampai di lantai dua menuju ke lantai tiga dan Serlin tersenyum ramah. "Pertanyaan ini salah satu taktik cowok buat kenalan, kan? Tapi maaf, mas. Kenalannya kapan-kapan aja, saya lagi sibuk." Lift berhenti di lantai empat dan pintu lift terbuka. Serlin menghela napas lega dan hendak keluar, namun Nicholas menahan pergelangan tangannya. "Novel Sexret, karya Red. Gimana ya, kalau orang-orang tahu ternyata penulisnya adalah salah satu anak organisasi kampus yang cukup ternama?" Nicholas balas tersenyum manis. "Menurut lo gimana, Serlin Agatha? Penulis novel Sexret yang erotis abis." Serlin memejamkan matanya, lalu menatap Nicholas sambil memaksakan senyumnya. "Mau lo apa sih sebenarnya?!" ---  Author Note Obsessed Or Love merupakan seri pertama dari Trilogi The Man Love Series yang menceritakan persahabatan 3 orang pria dengan sifat dan latar belakang yang berbeda, mereka adalah Nicholas, Kairav dan Abian. Sayangnya kalian siapa nih? Kalau aku sayang semuanya hehehe! Series kedua dari Trilogi The Man Love Series adalah Call Girl Contract (Cerita Kairav) Series ketiga dari Trilogi The Man Love Series masih di rahasiakan (Cerita Abian) Hai!!! Sebagai author disini aku mau menjerit senang karena akhirnya cerita yang sebelumnya di wattpad dengan judul Behind The Lust kini terbit di Dreame & Innovel! Perjalanan kisah cinta Nicholas dan Arletta masih panjang dari sequel mereka sebelumnya di Fault Love. Terimakasih karena telah selalu membaca cerita dari Segalakenangan yang kalau kalian sadari, semuanya saling berkaitan antar satu cerita. Singkat kata, aku ingin berkata, SELAMAT MEMBACA DAN MENIKMATI KISAH CINTA INI.  WARNING: TOLONG DIJAGA KOMENTARNYA. TERUTAMA UNTUK PARA PEMBACA PRIA. CERITA INI HANYA FIKSI. DILARANG BAPER SAMPAI MENGOLOK-OLOK DENGAN BAHASA KASAR ATAU KONSEKUENSINYA AKAN SAYA BLOKIR DARI PEMBACA SEGALAKENANGAN hehehe

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.1K
bc

My Secret Little Wife

read
94.8K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook