Terengah-engah dan berusaha membuka kedua kelopak matanya. Keringat kembali membanjiri tubuhnya. Dia bergerak gelisah, tubuhnya mulai bisa digerakkan meskipun sangat sulit sekali. Lelaki itu mendekat, menyeka keringat dari dahinya seraya berbisik menenangkan. “Tenang, sayang.” Tetapi sama sekali tidak berpengaruh. Dia tetap saja merasa tidak tenang. Air matanya kembali meluruh, berusaha melepaskan selimut yang menutupi tubuhnya. “Pa... n.. a... s....” berusaha meminta tolong dengan gerakan mulut tanpa suara. Tangan lelaki itu bergetar hebat, “Maaf,” lalu menyingkirkan selimut tersebut dengan perlahan. Dia masih mengenakan atasan robek-robek tadi. Lelaki itu tidak berani mengganti atau membukanya. Tetapi gadis itu tidak puas, masih kepanasan meskipun lelaki tersebut telah menyetel suhu