9. Maaf Aku tertegun dengan kotak sepatu dari Axel di genggamanku. Teringat ucapan Axel yang mengatakan bahwa ia belajar mandiri dengan mencari penghasilan sendiri. Ia ingin aku menjadi orang pertama yang ikut menikmati jerih payahnya. Bukankah itu manis? Jujur, aku merasa tersanjung. Aku merasa diperjuangkan meski baru tahap awal, dia berusaha mencari penghasilan sendiri. Kenapa aku malah jadi baper. Ya Allah, apa mungkin orang sepertinya tersentuh hidayah untuk mengenal-Mu? Kutatap baik-baik sepatu itu. Seorang Axel yang dikenal bengal dan suka hura-hura, nyatanya ia punya sisi positif yang tak banyak orang tahu. Ia mau bekerja sementara sebelumnya dia mungkin tak pernah berpikir untuk mencari uang sendiri. Dia termotivasi karenaku. Jika aku menolak pemberiannya, sama saja aku m

