Setelah kejadian salah tangkap tadi, kini mereka duduk di kursi pinggir pantai. Sebenarnya Senarita menolak dan ingin pergi dari sana. Namun, Reino masih mencegahnya. Takut jika wanita yang dia anggap mau bunuh diri itu, akan melakukan bunuh diri sungguhan.
"Maaf, jika aku salah mengira tadi," ungkap Reino meminta maaf pada Senarita.
Senarita menganggukkan kepala sebagai jawaban permintaan maaf dari Reino. Dia menundukkan kembali wajahnya, karena tidak mau sampai ada yang menyadari jika dirinya habis menangis.
Reino merasa ada yang aneh dengan wanita di depannya ini. Biasanya para wanita jika berhadapan dengannya secara langsung seperti ini, akan betah menatap wajahnya lebih lama. Namun, wanita ini sungguh berbeda. Dia terlihat tidak sudi memandang ke arah Reino.
"Apa aku membuatmu tidak nyaman?" Tanya Reino pada akhirnya. Karena dia sangat penasaran dengan sikap wanita di depannya ini.
Senarita agak enggan menjawab. "Ti-tidak. Tapi aku tidak terbiasa berbincang dengan orang asing seperti ini." Balas Senarita tanpa melihat ke arah Reino.
Senarita merupakan tipe wanita yang susah beradaptasi dengan orang baru. Dia akan menjadi pribadi yang pendiam. Tetapi jika sudah mengenal dekat, Senarita akan menjadi wanita yang paling cerewet dan berisik. Dua kepribadian yang berbeda ini melekat pada diri Senarita. Yang menjadi kelemahannya ialah Senarita selalu memperlakukan orang dengan tulus, sehingga dengan mudah menjadikan ia sebagai target permainan orang yang serakah akan harta.
Melihat lawan bicaranya yang tidak nyaman dengannya, membuat Reino merasa tidak enak hati. Ingin meninggalkan wanita ini, akan tetapi hatinya mengatakan kalau dia harus tetap tinggal menemaninya.
Kemudian Reino memperhatikan setiap gerak wanita dihadapannya ini. Rambut panjang yang tergerai indah, berayun begitu manja saat tertiup angin laut. Hingga membuat Reino terkesima akan kecantikan yang dimiliki Senarita.
Aneh memang. Ini pertemuan pertama mereka. Namun, Reino merasa tidak asing dengan wanita ini. Lantas Reino memperhatikan lebih jeli lagi, menikmati kecantikan alami wajah Senarita yang tanpa make up. Sampai Reino melupakan rasa sakit yang baru saja ditorehkan Vreya di hatinya.
Senarita tidak menyadari jika dirinya tengah ditatap lekat oleh pria yang duduk di hadapannya. Pikirannya teringat kembali kejadian beberapa menit yang lalu. Matanya memanas, bulir-bulir air sudah menumpuk di sudut pelupuk matanya. Siap mengalir dengan anggunnya. Dengan segera Senarita menghapus air itu sebelum jatuh dengan sempurna di pangkuannya. Karena kini Senarita menundukkan kepalanya.
Reino menyadari hal itu lantas segera mengambil sapu tangannya di dalam saku. Kemudian ia berikan kepada Senarita yang kini terisak dalam diam.
"Menangislah jika itu membuatmu lebih lega." Ucap Reino sembari mengulurkan sapu tangannya kepada Senarita.
Mendengar hal itu, membuat Senarita semakin histeris dalam tangisnya. Dia ingin menumpahkan semua rasa sakit yang menyesakkan d**a. Menumpahkan rasa kecewanya pada Taega. Lelaki yang menghancurkan semua mimpi-mimpi indah bersamanya.
Reino segera menghampiri di mana Senarita duduk, karena tangisan Senarita menarik pengunjung yang lain. Para pengunjung itu menatap Reino dengan tatapan yang sinis. Seakan mengintimidasi Reino jika wanita itu menangis karena ulahnya.
Maka dari itu Reino memberanikan dirinya untuk memeluk Senarita, menepuk bahu yang gemetar itu guna untuk menenangkannya.
Senarita menempelkan wajahnya pada d**a Reino yang tengah berdiri di sampingnya. Tidak peduli lagi apa yang dilakukannya, yang terpenting baginya sekarang menumpahkan semua rasa sakit itu. Ia semakin terisak dalam dekapan pria yang tidak ia tahu siapa namanya.
"Tumpahkan semua. Aku ada di sini untukmu." Ucap Reino kembali sambil terus menenangkan Senarita.
Dari sini Reino menangkap jika keadaan wanita yang ada di dekapannya sekarang, sama seperti dirinya. Wanita ini pasti mempunyai masalah yang sama besarnya dengan dirinya. Meskipun Reino tidak tahu pastinya apa masalah wanita ini.
Pada menit berikutnya, Reino terkejut dengan pukulan di dadanya yang ia dapat dari wanita ini. Wanita ini terus memukulnya sambil bergumam.
"Dasar laki-laki sialan! Kurang apa diriku hingga kamu tega berselingkuh di belakangku selama ini. Kurang apa, hah!" Senarita terus mengutarakan isi hatinya saat ini. "Aku sudah memberikan apa yang kamu mau. Tapi nyatanya iru tidak bisa membuatmu puas, hanya karena aku tidak mau kamu ajak bercinta. Apa kamu tau? Aku juga menginginkan itu, tapi setelah kita menikah nanti. Namun, kamu menghancurkan semua impianku." Senarita terus bergumam hingga menimbulkan perhatian orang disekitarnya.
Reino tidak tahan lagi diintimidasi oleh para pengunjung pantai melalui tatapan mereka. Mereka mengira Reino lah yang menjadi penyebab Senarita seperti ini. Tidak ingin sampai dituduh seperti itu, Reino segera membawa Senarita ke mobilnya dengan cara menggendong wanita itu. Karena Senarita tidak mau beranjak dari duduknya.
Dalam perjalanan menuju mobil Reino, Senarita semakin menenggelamkan wajahnya di d**a Reino. Alhasil baju yang dikenakan Reino basah di bagian depan. Setelah sampai di mobil, Reino menurunkan Senarita lalu membuka pintu mobilnya. Kemudian membantu wanita itu duduk di jok depan, setelah itu memasangkan sabuk pengaman baru kemudian Reino berjalan memutari mobilnya.
Menatap lekat wajah wanita yang tengah duduk di sampingnya, Reino dibuat terlena dengan wajah teduh wanita itu. Hingga tangannya tidak tahan untuk menyentuhnya.
"Jika sudah puas, lupakan semua yang membuatmu seperti ini. Jalani hidupmu dengan hati yang baru. Jangan terus terjebak dengan masa lalumu. Aku memang tidak tahu pasti apa masalahmu, tetapi yang pasti tunjukkanlah pada orang itu jika kamu mampu hidup bahagia tanpanya." Reino berkata seakan dirinya bisa melakukan hal seperti apa yang diucapkan. Nyatanya dia sendiri masih mengingat kenangan indah saat bersama Vreya.
Setelah puas menangis, menumpahkan semua yang mengganjal di d**a. Senarita baru menyadari keadaannya sekarang. Dia merasa sangat malu bersikap seperti itu di depan orang yang baru dia ketemui. Kemudian Senarita dengan cepat melepas sabuk pengaman, berniat akan turun dari mobil yang ia tumpangi saat ini. Wajahnya tampak menahan malu yang teramat sangat.
"Makasih," ucap Senarita singkat, kemudian meraih gagang pintu mobil, berniat ingin turun. Dia tidak berani menatap wajah Reino.
Saat Senarita menginjakkan salah satu kakinya ke tanah, Reino segera menarik tangan Senarita hingga wanita itu menghentikan pergerakannya.
"Tunggu dulu!" Cegah Reino pada Senarita. Dia begitu erat menggenggam tangan wanita itu.
Lantas wanita itu menoleh ke arah Reino. Menatapnya penuh tanya. Apalagi yang di mau oleh pria yang tengah mencekalnya.
"Ada apa lagi? Apakah aku harus mencuci bajumu yang basah karena air mataku?" Tanya Senarita sembari menatap baju Reino yang memang basah karena ulahnya.
Reino sendiri juga bingung, kenapa dirinya mencegah wanita itu pergi. Kemudian ia menundukkan wajahnya, melihat baju bagian depan yang memang basah. Lalu muncul ide jahil di benak Reino.
"Benar. Kamu harus mengganti bajuku, Nona." Jawab Reino dengan tersenyum tipis, serta menatap penuh maksud ke arah Senarita.
Bersambung...
Jember, 23 October 2021
LeeYuta