2

668 Words
Pintu kamar apartemen kecil Raline terbuka, Raline memasuki kamar nya dan merebahkan badan nya diatas ranjang membentuk bintang laut. "Kenapa yah sampe harus bawa kerjaan ke rumah." Tinngg tong ting Suara iphone Raline berbunyi ,segera Raline membuka aplikasi whatsapp dan menemukan pesan masuk baru Yang terlihat hanya nomor saja tidak ada namanya Raline segera membuka foto profil, dan dia menemukan wajah Arbiaz, bos nya. "Malam, mbak Raline, apakah sudah selesai file presentasi saya?" Raline langsung terbangun dari tempat tidur nya dan segera membuka laptop serta folder file presentasi itu. Ia langsung terfokus dan mendiamkan pesan bos nya. ***** Raline to Pak Arbiaz "Mohon maaf saya baru melihat pesan bapak, saya sudah selesai pak, besok pagi saya letakan di meja pak biaz." "Terima kasih" Raline segera mengambil piring untuk nya makan malam, sambil menonton acara televisi kesukaannya untuk menghilangkan penat pekerjaan yang menekan nya. *** Raline bergegas ke kantor Arbiaz, ditemui nya Arbiaz yang sedang mengecek presentasi menggunakan proyektor nya. "Permisi pak, ini laporan yang bapak minta." "Silakan duduk." "Oke saya cek sebentar" "Oke sudah lengkap semua, terima kasih" Baru saja Raline ingin meninggalkan ruangan Arbiaz, Raline terpanggil. "Raline." "Iya pak?" "Bisa nanti jam 4.15 ke ruangan saya? mungkin saja ada yang harus saya evaluasi." "Baik pak." Raline meninggalkan ruangan Arbiaz dan menutup pintu ruangan tersebut. Raline menyenderkan tubuhnya ke tembok dengan kaki gemetar. "Gila sih ya udah ngasih kerjaan banyak, terus nanti sore evaluasi, jadi qudha beneran gue lama lama." ***** "Aline mau bareng ga nih pulang? Loe udah selsai kan? Hari jumat nih besok weekend, gak ada kerjaan lagi kan?" ajak Brio pada Raline "Duluan aja briii gue masih ada urusan sama Pak Arbiaz" "Ohhh gituu okay." Abrio mengambil tasnya dan berjalan ke arah pintu keluar, sebelum keluar Brio mendekati Raline dan membisikan sesuatu . "Hati-hati yah sama Arbiaz." Dan Brio meninggalkan Raline. ***** Raline membawa tas nya dan berjalan ke ruangan Arbiaz, Olivie saja sudah tidak ada di meja nya, Raline memberanikan mengetuk pintu dan membuka pintu secara perlahan memasuki ruangan Arbiaz. "Silakan masuk Raline, have a seat." Raline duduk di kursi yang berhadapan dengan Arbiaz. "Hmm mengenai hasil kerja kamu saya cukup terkesan, kamu bisa menyelesaikan semuanya dengan baik." Arbiaz bangun dari kursinya dan membereskan telepon genggam dan laptop nya ke dalam tas dan mendorong kursi nya. "Saya juga suka dengan presentasinya, terima kasih ya." "Hmm saya mau keluar karna besok weekend, kamu mau nemenin saya makan ga?" "Maksud nya?" Arbiaz memutar kursi Raline ke samping dan menarik tangan Raline membawa Raline keluar dari ruangan nya, menuju parkiran mobil dan membawa Raline pergi. ***** "Kamu mau pesen apa?" "Hmm duluan aja pa" "Pelayan!" "Iya, bisa dibantu mau pesan apa?" "Steak sapi, kematanganya sempurna ya." "Mbak nya mau pesen apa?" "Steak ayam." "Minuman nya?" "Saya Don't forget me aja." "Mbak nya?" "Di sama in aja." "Oke sebentar, pesanan akan diantarkan 20 menit." Pelayan pun meninggalkan mereka berdua, Raline menatap keluar jendela, orang-orang berlalu lalang, banyak juga pasangan yang berjalan di derasnya hujan. Raline kapan? Uhhh tak usah ditanya *** Pesanan pun datang, asap steak yang baru keluar dari pemanggangan tercium baunya membuat siapapun tergoda dengan aroma nya, ditambah dengan perut Raline yang keroncongan. "Selamat menikmati." sahut si pelayan. "Dimakan Raline." Raline mecoba memotong steak nya dengan perlahan, dengan hati - hati agar steak nya tidak terpental. "Kamu asli mana?" "Saya asli Bandung." "Bapak asli mana?" "Saya asli Magelang." "Ohh magelang yang banyak candi nya itu yah?" "Iyah Raline, kamu sering ke sana?" "Hmm nggak, saya udah pernah kesana aja 3 Kali waktu saya sekolah dulu." "Haha study tour ya." *** "Raline, saya antar pulang ya." "Tidak terimakasih pa,saya bisa pulang sendiri." "Udah gapapa , saya cuman anter kamu sampe depan kokk." Arbiaz membuka pintu untuk Raline dan menutup nya. Arbiaz mengendarain mobil nya. "Terima kasih pak, maaf merepotkan." "Selaw aja, umur saya ga beda jauh sama kamu." "Baik pak, saya duluan yah." Baru saja Raline ingin membuka pintu mobil, Biaz menarik tangan Raline dan memanggil nya. "Aline, kamu mau ga jadi lebih dari temen kantor?" ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD